Bab 1097 Katakan Kamu Sudah Punya Kekasih

Hatihati di jalan,ujar Rendra pada Emir, lalu memberi isyarat dengan dagunya agar dia berangkat sekarang. segera

Di kursi belakang, Raisa menunduk untuk menyembunyikan matanya yang berkacakaca. Dia tidak ingin Rendra melihat dirinya yang begitu rapuh.

Emir segera melajukan mobil menjauh dari rumah, dan tak lama, mereka sudah melaju di jalan utama. Raisa menghela napas. Dia tahu kalau dia tak lagi bisa melihat Rendra dari kejauhan, tapi seolah ada sesuatu yang membuatnya untuk menoleh ke belakang.

jangan khawatir, Raisa,” ujar Emir menenangkannya. Pak Rendra tidak akan ragu untuk bertemu denganmu kalau kamu yang memintanya.”

Raisa menatapnya sambil tersenyum lega, dan hatinya terasa hangat saat tahu kalau Rendra diamdiam memperhatikannya. Untuk membalas hal itu, Raisa berkata, Saya harap Rendra tidak terlalu kejam padamu tentang kemarin malam.”

Sama sekali tidak. Pak Rendra selalu jadi orang yang lembut,balas Emir dengan lembut.

Raisa mengerucutkan bibirnya agar dia tidak tertawa terbahakbahak. Dia teringat betapa cemburunya Rendra kemarin malam. Saat itu, sama sekali tidak ada sisi lembut dari Rendra.

Tiga puluh menit kemudian, mereka tiba di daerah tempat tinggal keluarga Sayaka. Daerah itu adalah daerah cukup tua yang ada di pusat kota, dan mereka tidak pernah pindah meskipun orang tua Raisa ada di luar negeri sepanjang tahun

Raisa tiba, rumah itu sudah rapi dan orang tuanya memasang lampu yang gemerlap di tepi atap, membuatnya semakin meriah untuk festival. “Ibu, Ayah, saya pulang,” seru Raisa sambil

dan berseru, “Oh, sepertinya itu berat! Lebih baik kamu minta Ayah

Teman saya mengantar saya sampai ke lift,” ujar Raisa.

melihat putrinya. “Raisa, kita akan belanja nanti kalau sudah mendekati tahun baru.

Raisa mengangguk. Baiklah.

jadi seperti seorang anak kecil. Dia jadi lebih centil dari biasanya, Itu membuat Clara dan Roni membayangkan betapa kesepiannya mereka kalau Raisa menikah nanti. Mereka

Raisa berkumpul di kediaman keluarga Sayaka

empat anak–tiga perempuan dan satu

pertengahan dua puluh tahunan. Vania tak sabar

berkata, “Jadi apa kamu sekarang sedang mengencani seseorang, Raisa? Kalau tidak, saya dengan senang hati mengenalkanmu pada beberapa

melambaikan tangannya dengan gugup. “Oh, tidak, Tante Vania. Saya

ujar Clara menyela. Dia tidak suka melihat anak perempuannya bertemu siapa pun kecuali

selalu cantik. Dan saya yakin dia akan semakin cantik seiring tahun berlalu. Laki–laki akan antre di

menundukkan pandangannya, dan entah kenapa, bayangan Rendra muncul di benaknya. Bisakah saya benar–benar menikahinya suatu

yang antre untuk menikahinya. Raisa butuh seseorang yang peduli

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255