Bab 1197 Pakaian Perempuan

Qiara menghela napas. Pasti saya telah menjatuhkan ponsel itu di suatu tempat saat pingsan tadi. Apakah laki–laki ini memungut ponsel saya atau tidak? Sudah lelah, dia juga lapar dan kotor… Dalam satu malam, dia berubah dari putri kesayangan keluarga kaya raya menjadi perempuan tuna wisma yang kelaparan. Qiara menggertakkan gigi saking putus asa. Baiklah! Saya biarkan saja ponsel itu hilang. Saya tidak akan menggunakan uang orang tua saya selagi kabur dari rumah. Saya akan berjuang dan bersandar pada sendiri, pikirnya.

Nando tidak terbiasa bersama perempuan di dalam mobilnya. Dia sedang memikirkan cara untuk menyelesaikan urusan dengannya. Jika perempuan ini benar–benar terluka setelah kecelakaan itu, tentu dirinya akan bertanggung jawab atas keadaannya, tetapi sekarang dia baik baik saja dan tetap hidup, sehingga Nando tidak ingin berurusan lebih jauh dengannya. “Saya akan memberimu uang, dan silakan kamu pergi!” akhirnya Nando bicara pada gadis di bangku belakang.

Akan tetapi, gadis itu tidak menjawabnya sama sekali. Saat mobil Nando berhenti di lampu merah, dia menoleh dan melihat gadis itu meringkuk di bangku belakang. Dia tertidur. “Hei!” teriak Nando putus asa. Namun, gadis itu tidak terbangun sama sekali–tampaknya dia kelelahan karena kecelakaan itu. Bagaimanapun juga, beberapa saat lalu dia baru pingsan karena terkejut. Nando menghela napas sambil berpikir, Ke mana saya harus membawanya? Haruskah saya membawanya ke hotel? Jangan: jika ada seseorang dari hotel memberitahu orang tua saya saya membawa seorang gadis ke sana, saya akan diceramahi habis–habisan.

bahwa

keluarga sepupunya memiliki anak kedua. Mereka sangat berharap dia menemukan pasangan. Setiap kali dia dekat dengan seorang gadis, orang tuanya akan menganggap bahwa gadis itu akan menjadi menantu mereka, dan ibunya akan terus menanyakan hubungannya

ke rumah–rumahnya adalah tempat paling aman yang terlintas dalam pikirannya. Maka, Nando mengemudikan mobilnya ke rumah dan memarkir di garasi. Saat membuka pintu belakang, dia mencium bau lumpur dari air kotor yang membasahi gadis itu. “Hei! Turun dari mobil sekarang.” Nando menjepit hidungnya sambil memaksa

dan gamang sambil melihat ke sekeliling, dan teringat akan rencananya ketika melihat laki–laki itu berdiri di hadapannya. “Ini rumahmu?” Qiara memandangi sekelilingnya sebelum turun dari mobil. Dia berada di dalam garasi suatu bangungan yang terlihat seperti tempat mewah dan megah. Nando memasukkan tangannya ke

tanya Qiara sambil membuntutinya dari belakang.

memegang apa–apa saat digendong ke dalam mobil

“Tidak,” jawabnya datar. Qiara merasa agak putus asa untuk sesaat lamanya, tetapi tahu bahwa Tuhan berkata bahwa dia harus berjuang sendiri. Baiklah! Saya terima takdir

“Kamu akan tidur di kamar tamu nomor tiga malam ini,” ucap Nando

dari pakaiannya, dan ingin segera mandi. “Tidak

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255