Ruang Untukmu

Bab 1294 Berlutut di Hadapan Qiara

“Ada yang ingin saya katakan padanya.” Nando mendorong pintu gerbang. Tolong biarkan saya

masuk..

“Apa kamu tahu bagaimana Qiara menangis tadi malam? Pak Nando, dia bilang kalau kamu ingin menemuinya, kamu harus berlutut di depannya dan meminta maaf. Kalau tidak, saya tidak bisa 4 mengijinkanmu masuk.

Dia berencana mempermalukan Nando atas nama Qiara agar dia mengerti betapa sulitnya menyenangkan hati Qiara Bagaimana mungkin seorang pria biasa yang sombong bisa menerima permintaan yang memalukan dan tidak masuk akal seperti itu?

Tentu saja, pria itu akan mundur dan segera pergi! Nando adalah pria yang begitu angkuh dan sombong, jadi dia pasti tidak akan berlutut di hadapan seorang wanita untuk meminta maaf. Tidak peduli seberapa besar cintanya pada Qiara, dia tidak akan bisa menerima pengl

seperti itu.

dia melihat Qiara berdiri di sana. Pelayan it ingin menyapanya, tapi Qiara

dari percakapan yang terjadi di pintu gerbang. Dengan kata lam, dia mendengar permintaan jahat yang diminta Bianca kepada Nando dan

sekarang agar orang tua saya tidak melihatmu. Akan sangat memalukan jika mereka mengusirmu lagi!” Bianca dengan baik mengingatkanny

Lalu, saya akan meminta maaf padanya bagaimanapun caranya. Tatapan Nando tegas dan tidak menunjukkan niat

ini pasti sudah gila! Dengan identitasnya, dia bisa memiliki wanita

Qiara akan mengusirnya, jadi dia berpura–pura bersikap baik dan menyarankan. Karena perasaanmu pada Qiara begitu tulus, saya akan membiarkanmu masuk! Saat kamu bertemu dengannya nanti, ingatlah untuk tidak mengatakan apa pun serta berlututlah dan minta

menjawab, “Baiklah. Tolong buka

itu, Bianca

di tangga di luar aula, rasa baliagianya menggantikan kesuraman di wajahnya

Pakaian yang

mengenakan kemeja hitam dan rok putih dengan rambut tergerai. Pembawaannya berwibawa terlihat jelas, dan seluruh sosoknya memancarkan aura yang mengagumkan

kepala untuk melihat ke lantai, menemukan tempat yang sempurna untuk berlutut. Tepat ketika dia akan menarik kaki celananya. Qiara menegur dengan mata terbelalak, “Apa kamu benar–benar akan