Bab 828 Avery sedikit tercengang.
Elliot tidak menjawab pertanyaannya?
Ketika Elliot meraih lengannya, hendak memeluknya, dia mendorongnya menjauh. “Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku? Bisakah Anda melakukannya atau tidak? Jika kamu tidak bisa, jangan memelukku. ”
Permintaan yang dia buat sama sekali tidak terlalu banyak untuk diminta.
Yang dia minta hanyalah agar dia menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak setiap kali dia bebas. Jika dia bisa melakukannya, mengapa dia tidak? Jika dia tidak bisa melakukan hal sederhana seperti itu, dia seharusnya tidak memiliki anak sama sekali. “Mereka adalah anak-anak saya. Tentu saja, saya bersedia melakukan apa saja untuk mereka.” Elliot memeluk pinggangnya erat-erat. “Pertanyaanmu membuatku merasa bersalah.”

Mendengar penjelasannya, Avery menghela nafas lega.
“Elliot, lain kali ketika aku bertanya padamu, tidak peduli pertanyaan apa itu, kamu harus menjawabku.” Avery menatapnya dengan serius. “Jika tidak, pikiranku menjadi liar. Bagi orang lain, saya bisa tenang dan logis, tetapi bagi Anda, saya mudah kehilangan kendali atas emosi saya.”
“Hmm.” Elliot tidak berani menatap matanya. Dia mengulurkan tangan dan hendak mematikan lampu.
“Elliot, lihat aku.” Avery memegang wajahnya dengan kedua tangan, memaksanya untuk menatapnya. “Kenapa kamu menjadi licik? Anda tidak melakukan hal buruk, mengapa Anda tidak berani melihat saya? Suhu tubuh Elliot tiba-tiba melonjak. Nafasnya berubah menjadi berat. “Avery, jangan main mata denganku di malam hari.”
Avery terdiam. Dia menarik selimutnya menutupi kepalanya!
Betapa canggungnya!
Dia pikir dia tidak bisa tidur karena ada sesuatu di pikirannya. Dia juga berpikir bahwa karena dia tidak menjawab pertanyaannya dan matanya licik, dia pasti telah melakukan sesuatu. Ternyata, dia hanya memikirkan hal yang berbeda. Melihatnya menutupi dirinya dengan selimut, Elliot tertawa kecil. Setelah mematikan lampu, dia menarik selimut dari kepalanya. “Jangan mencekik dirimu sendiri.” “Kupikir kaulah yang tercekik!” Avery balas, le tersipu. Setelah mematikan lampu, mereka tidak bisa melihat wajah satu sama lain dengan jelas, hanya garis besarnya saja, sehingga Avery bisa dengan berani menatap wajahnya, meski dia tidak bisa melihatnya dengan jelas. Elliot naik ke atasnya dan berbisik di matanya. “Aku memang tercekik karena cinta. Bantu aku keluar?”
Telinga Avery menjadi panas. Dia ingin mendorongnya menjauh, tetapi ciumannya mendarat di atasnya.
The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255