Bab 26 Suami dan Istri

“Tidak.. aku tidak bisa melakukannya…” Vivin terbata-bata, sembari melangkah mundur dengan kaki yang gemetar. “K-Kakek? Aku sedang tidak enak badan.. aku harus pergi sekarang. Lain kali aku akan kembali! Aku minta maaf!

Dengan segera, Vivin langsung bergegas keluar dari kamar tanpa menoleh ke belakang.

Ketika Vivin sudah tidak terlihat di koridor, Tetua Normando langsung membicarakannya. “Jadi wanita seperti itu yang kamu nikahi? Dia sangat tidak sopan.”

Finno melotot kepada kakeknya. “Jangan coba-coba ikut campur jika kamu tidak pernah ada dalam kehidupanku selama ini.”

Tetua Normando membelalakkan matanya, “K-Kamu balikan tidak lebih baik dari dia!”

Dia menyayangi cucu termudanya lebih dari apapun di dunia ini, tetapi semuanya berubah setelah kecelakaan sepuluh tahun yang lalu. Sekarang dia sangat sulit untuk memahami cucunya itu.

Finno memutuskan dia tidak ingin melanjutkan percakapan ini lebih jauh lagi. Sambil mendorong kursi rodanya, Finno meninggalkan ruangan itu juga.

“Hei! Mau kemana kamu?” tanya Tetua Normando.

“Selera makanku sudah hilang” kata Finno tanpa sedikitpun menoleh kebelakang “Kamu bisa makan dengan Marthin dan Fabian saja.”

Ketika tiba di villa, Finno mengetahui dari Muti bahwa Vivin mengurung dirinya dikamar sejak dia pulang.

Terlihat jelas kemarahan di mata Finno.

terbuka dan melihat Vivin menclengkup di ranjang, masih mengenakan gaun anggur merahnya. Tatapannya

malah membuat Finno semakin kesal.

mendorong kursi rodanya menghampiri ranjang dan memandang Vivin

bergeming, seolah-olah Finno tak terlihat.

“Bicaralah padaku! Kenapa kamu

udara didalam kamar menjadi lebih dingin

tatapan kosong yang terlihat diwajahnya berubah menjadi tatapan

1/3

tidak percaya.

memucat ketika dia memandang Finno. “B-Bagaimana bisa kau tahu soal hubunganku dengan Fabian?” tanyanya,

baru saja terkecoh oleh pria yang aku percayai

aku tidak akan menikah dengan wanita sembarangan. Aku tahu persis apa

mengarahkan matanya ke

tanya Vivin, tenggorokkan terasa berdenyut-denyut menyakitkan. ” Apa kamu mencoba untuk mempermalukanku dengan

meraih pergelangan tangan. Vivin dan mengengamnya dengan sangat kuat.” Dia hanyalah mantan pacar!! Tidak ada

memelototi pria tampan yang ada dihadapannya, bibirnya

Vivin berkata setelah jeda yang cukup lama” Kamu tidak mengerti seberapa berartinya Fabian untukku.”

dan rasa sakit dua tahun yang masih segar terasa dan

mengerti kalau Fabian

bisa lebih marah lagi dari ini, ternyata

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255