Bab 47 Pemaparan Foto

Vivin dari awal sudah sadar diri saat mendengar jawaban Finno. Namun, setelah mendengar komentar pedas Fabian, dia mengerutkan alisnya.

Niat Fabian untuk mengejek dan mempermalukannya terlalu jelas.

Meskipun dia terus membuat komentar sinis tentangnya sejak mereka bertemu lagi, dia tiba-tiba merasakan ledakan kemarahan ketika dia melakukan itu di depan Finno,

“Apa maksudmu dengan itu, Fabian?” tanya Vivin, yang tidak tahan lagi dengan komentar Fabian yang merendahkannya.

Fabian dengan dingin tersenyum dan menolak, “Ada apa, Vivin? Apakah kamu akhirnya menyadari kesalahanmu?”

Sejujurnya, Vivin tidak dapat memahami mengapa dirinya tiba-tiba merasa sangat jengkel.

Dia hanya tidak ingin Finno hilang arah pembicaraan. Dia juga tidak ingin dia mengandaikan bahwa dirinya adalah wanita yang memanfaatkan kekayaannya.

“Saya hanya berpikir bahwa kamu harus bertanggung jawab atas kata-kata yang barusan kamu ucapkan,” jawab Vivin dingin.

“Bertanggung jawab?” Fabian senyum sinis dan tertawa dingin. Pada saat itu, dia tidak lagi merasa ingin menyembunyikan emosinya yang sebenarnya. “Apakah kamu benar-benar berpikir kamu. bisa terus bersandiwara di depan pamanku? Izinkan saya mengatakan kepada kamu sekarang bahwa saya telah menunjukkan semua fotomu yang tidak pantas dilihat itu kepada paman saya. Apakah kamu masih berpikir bahwa-”

tiba-tiba meninggikan suaranya dan

langsung berubah

sudah melihat

merasa kasihan pada Vivin setelah melihat wajahnya memucat, dia juga merasa lebih

di depan pamanku?” dia terus bertanya dengan senyum kejam terukir di wajahnya. “Tentunya pasti kamu sudah memberitahunya bahwa kamu sudah menikah-”

sudah cukup,” Finno memperingatkan lagi. Saat itulah ekspresi Fabian sedikit

pada

Finno, aku-” Fabian mencoba mengatakan sesuatu karena dia tidak puas. Namun, pada

1/2

mengancam pada Fabian yang

dengan nada mengancam,

takut yang ada di hatinya. “Paman Finno, kita keluarga. Vivin hanyalah orang luar-”

memotong Fabian lagi. “Sebaiknya kamu berhenti melanggar batasanku berkali-kali.

secara langsung. Dia gemetar dan berkeringat dingin ketika dia bertemu dengan tatapan sinis Finno.

kursi roda, dia masih

puas dengan sikap berlebihan yang ditunjukkan Finno kepada Vivin hanya untuk melindunginya, dia telah tidak berdaya.

ini selesai,” kata Finno acuh tak acuh. “Pulanglah, Fabian.

Vivin?

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255