Bab 80 Tuan Normando Ingin Melihatmu

“Pegang erat-erat. Finno menurunkan pandangannya ke arahnya dan berseri-seri. “Kita menari!”

Tepat saat dia berbicara, Finno menggerakkan kursi rodanya mengikuti musik, dengan lembut. bergoyang-goyang mengikuti iramanya.

Sedangkan Vivin, dia bersandar ke pelukannya saat mereka berdua berguling bersama di bawah cahaya terang dan tatapan kosong dari para tamu.

Dia terpesona oleh momen itu.

Vivin menatap wajah tampan Finno, dia tidak dapat menemukan satu pun cacat pada bentuk mukanya. Tatapannya yang biasanya dingin sekarang terbungkus kelembutan. Itu menyebabkan ekspresinya berkilauan.

Pria tampan ini sebenarnya adalah suamiku.

Saat kursi roda Finno bergoyang lembut mengikuti musik, semua tamu lain melongo heran. Bahkan Alin yang menjadi pusat perhatian beberapa saat yang lalu tidak bisa tidak berhenti untuk

menonton.

“Menari di kursi roda?” serunya. Tapi, kecemburuan segera memenuhi matanya saat dia mencibir, “Orang lumpuh akan selalu menjadi orang lumpuh. Itulah kenyataan yang menyedihkan.”

Alin telah merencanakan untuk mengejek Finno dan Vivin. Tetapi ketika dia melihat betapa sangat gagahnya Finno dan bagaimana dia dengan anggun mengayunkan kursi rodanya. mengikuti musik, dia tiba-tiba merasa bahwa ejekannya telah kehilangan semua dasarnya.

sendirian. Semua tamu lain yang menonton

aku melihat seseorang memancarkan begitu banyak

gadis bernama Vivin karena suaminya sangat mencintainya. Selain itu, dia

apa yang terjadi di masa lalu. Dengan nada penyesalan dalam suara mereka, mereka berkomentar, “Dia adalah anak yang luar biasa

itu, Vivin, yang duduk di pangkuan Finno, samar-samar bisa mendengar ucapan tamu-tamu lain meskipun dia tidak mengerti apa yang mereka katakan.

Finno mengangkat tangannya dan memegang dagunya untuk

menghentikannya.

1/3

peduli dengan apa yang mereka katakan?” Finno jelas tahu betul apa yang

tersenyum canggung

Setelah melepaskan dagunya, dia dengan lembut membelainya. “Yang perlu Anda lakukan adalah

mengangguk patuh. Mencapai tangannya di lehernya, dia mengayunkan tubuhnya dengan lembut agar sesuai

bersamanya, seringai

di tangga di

Finno berguling-guling di lantai dansa, dia dengan

sejak aku melihat anak itu tidak

itu, seorang kepala pelayan yang tua mendekat. “Sudah hampir waktunya. Apakah Anda ingin saya mengantar

waktunya.”kembali teringat,Tetua pak normando Pak Normando mengangguk. “Ngomong-ngomong, tolong

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255