Bab 98 Bibimu

Suasana di kamar seketika berubah canggung dan tegang.

“Fabian?” Finno mengernyitkan alisnya. “Apa yang kau lakukan di sini?”

Fabian tidak sepiawai Finno dalam menyembunyikan perasaan. Sesaat melihat Finno, Fabian pun tersentak dan menjawab, “Ada orang yang menyerangku di kantor. Vivin terluka karena dia berusaha melindungiku. Jadi aku membawanya ke sini.”

Hati Vivin tidak karuan.

Dia sengaja, ya? Kenapa dia menjelaskan secara rinci begitu? Tidak takutkah ia bila Finno salah paham?

Vivin melirik perlahan ke arah Finno, mencoba mengamati reaksinya. Namun sorotan mata tajam Finno tidak menjawab apapun. Usahanya membaca reaksinya tak membuahkan hasil.

Vivin… Mencoba melindungiku…

Napas Finno semakin berat seiring kata-kata Fabian terputar di dalam kepalanya.

Fabian terlihat sedang berlagak di hadapannya. Biasanya, Finno tidak pernah meladeni sikap provokatif seperti ini. Akan tetapi Finnopun harus mengakui bahwa kata-kata yang diucapkan Fabian ini menghujam hatinya.

Luka di tangan Vivin tampak menjadi hal yang perlu diperhatikan khusus saat ini. Lalu dia mengambil napas dalam-dalam untuk meredam amarahnya.

begitu?” Saat dia kembali bicara, nada suaranya kembali tenang dan terkontrol. “Bagaimanapun juga Vivin adalah bibimu. Wajar

mendengar ucapan

yang gelisah. “Aku harap

ambil pusing dengan

Fabian semakin muram.

for sending Vivin to the hospital.

antara mereka bertiga. “Fabian, terima kasih sudah mengantar Vivin ke rumah sakit.

kau tidak perlu

1/2

kita ini tidak suka bila berhutang pada orang

Orang

dirinya bergemuruh

demi Vivin. Keadaannya masih sangat lemah.

setelah mendengar apa yang dikatakan

saat Fabian menyelesaikan urusan administrasi

baik meminta Finno untuk membantunya mengurus biaya rumah sakit. Nyatanya, Vivin

napas dalam-dalam. “Kalau begitu aku tidak boleh

mengangguk dan mengantar Fabian ke luar

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255