Bab 103 Tidur

Bila dia adalah perempuan yang mengabdi pada harta kekayaan dan melakukan apapun demi uang, dia tidak akan menyelamatkannya ketika dia dalam bahaya.

Apakah aku salah memahaminya selama dua tahun ini?

Kekecewaan melanda Fabian.

Ketika dia berpikiran tentang kemungkinan dirinya salah memahami Vivin, dia pun menjadi tegang dan gugup.

Setelah perasaan berkecamuk, dia akhirnya mengambil ponselnya dan menelepon.

“Halo? Ini aku,” Fabian menyapa ketika panggilannya diangkat, “Coba kau cek sesuatu untukku. Selidikilah. Aku ingin kebenaran.”

Setiba di rumah, Vivin kemudian mandi dan akhirnya bau disinfektan rumah sakit pun hilang. Setelah itu, dia pun tertidur sesampainya berbaring di atas ranjang.

Dia tak suka dirawat inap di rumah sakit, jadi dia tidak bisa tidur selama berapa malam di sana. Kini, akhirnya dia kembali ke rumah.

Tanpa sadar, tubuhnya kemudian menempati bagian ranjang milik Finno.

Ketika kepalanya tenggelam dalam bantal yang empuk, tiba-tiba Vivin membaui aroma tubuh Finno.

bersamaan dengan aroma cerutu. Vivin merasakan

ingin kembali ke bagian ranjang miliknya. Akhirnya dia tertidur di bantal milik

dia melihat Vivin berbaring

berdiri tertegun sesaat sebelum akhirnya

menutup pintu, perlahan dia berdiri dari kursi

tidur lelap dan tidak menyadari Finno

dia mengangkat selimut dia melihat luka di lengannya. Tak ada

tidak terkena air, beberapa percikan air

1/2

di mata Finno.

tidak bisa menjaga dirinya lebih baik

tetapi ketika dia menatap wajah Vivin yang begitu terlelap-bahkan sampai meneteskan

Finno mengambil obat-obatan di meja yang dibawa oleh Vivin dari rumah sakit dan meletakkannya di kasur.

balutan luka tangannya. Pada awalnya, dia tidak menggubrisnya, tetapi rasa sakit pada luka tiba-tiba dia rasakan. Saat itulah dia

di tempat tidur Vivin dengan kapas di tangannya.

udara.

Bisiknya. “Kau sudah

arahnya tetapi terus terfokus

luka.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255