Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 213

“Kamu sedang lihat apa?” Victor mendekat bertanya.

“Tidak ada, ayo kita pergi.”

Tracy mengernyitkan kening, hatinya berat. Ia benar–benar kecewa terhadap Stanley...

Jika waktu itu membatalkan penikahan adalah maksud orangtuanya. Stanley tidak punya pilihan lain, kemudian hubungannya dengan Alice adalah suatu kecerobohan.

Tetapi sekarang...

Satu hari sebelumnya ia baru bersumpah akan melindungi Tracy, dalam sekejap ia malah berselingkuh dengan Garcia...

Ini benar–benar sebuah masalah karakter!!

“Tracy, kamu kenapa?” Victor melihat Tracy yang tidak fokus, ia bertanya dengan prihatin, “Kamu tidak usah pedulikan Alice, ia benar–benar gila. Dulu aku sudah pernah bilang, wanita ini tidak benar, kamu jangan dekat dengannya....”

“Fyuh....” Tracy menghela napas, ia beralih menatap Victor, “Victor, di antara teman–teman masa kuliah dulu, hanya kamu orang yang tetap sama seperti sebelumnya, sekalipun tidak berubah!” seru Tracy dengan tulus.

Benar sekali, Stanley, Garcia, Alice, mereka semua berubah....

Hanya Victor seorang yang masih murni, polos, hangat dan ramah. Sama persis seperti dulu!

lembut, “Tadi belum kenyang ‘kan? Kita ganti

cari tempat hening untuk duduk–duduk saja.” Tracy kelelahan

kita cari angin

atap mobilnya, lalu menatap bintang di langit sembari mengobrol masalah

tahun ini, Victor berkelana berkeliling dunia sendiri. Ia melihat keindahan dunia dan menuangkan

empat tahun. Sebuah kehidupan murni dan sederhana sama

Tracy sudah berubah dari

punya banyak masa lalu tak mengenakkan. Ia punya banyak skandal dan

berani menceritakan hal ini

egois, tidak boleh menjadikannya sebagai

Ini tidak adil baginya.

“Aku tidak keberatan dengan apa pun yang telah kamu alami. Aku hanya berharap dapat menjadi tempat perlindungan

menahannya. Ia mengulurkan tangan memeluk Victor dan menjawab dengan santai, “Memangnya

“Tracy....”

“Sudahlah, ayo kita pulang!”

tidak ada tiga anak. Ia mungkin berkeliling dunia bersama Victor dan menjadi

ditakdirkan

lagi. Ia tahu,

kompleks rumah hingga sosok tubuhnya hilang dari pandangannya, namun tatapannya tak berhenti. Ia duduk