Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 338

Bab 338

“Iya ibu tadi ingin bilang, Presdir Danicl begitu baik pada kalian. Kenapa kalian tampak tidak menyukainya?” tanya Bu Guru Desy dengan penasaran. “Apa karena masalah chip? Sebenarnya mercka memang agak menakutkan waktu itu, tapi mereka selalu sopan dalam mclakukan sesuatu.”

“Benar sckali, Presdir Daniel berulang kali mengingatkan dan memilih perawat terbaik di seluruh rumah sakit untuk menjaga kalian. Ia sangat tulus.” Dokter spesialis anak juga berkata demikian, “Mungkin tampangnya agak menakutkan, tapi ia adalah cucu kakek. Ia tidak akan menyakiti kalian.”

“Benar, benar. Ia adalah cucu besar kakek. Jika ia menindas kita, kakck akan memukul pantatnya.” Carla memiringkan kepala dan bicara dengan wajah serius, “Hari ini, kakek menggunakan tongkat memukul pantatnya di rumah sakit!”

“Benar sekali, ia menghabiskan banyak uang, pemikiran dan waktu. Ia sendiri juga mengantarkan kalian pulang. Setidaknya kalian harus bersikap sopan.” Bu Guru Desy menasehati dengan sabar, “Carlos, menurutmu ucapanku benar tidak?”

.

Carlos agak merasa bersalah. Benar yang dikatakan guru dan dokter. Sebenarnya, setidaknya ia harus mengatakan terima kasih kepada orang itu....

Tetapi dengan cepat ia membusungkan dada bicara dengan serius, “Orang ini galak sekali, sebelumnya demi mencari chip, mereka membuat kita rcpot. Mami bekerja di tempatnya selalu terluka. Seperti kata pepatah, perlu waspada pada orang lain! Jadi, kita tetap harus berhati–hati!”

hampir penuh,

berjalan ke dalam, “Setelah sampai di rumah tidak perlu

berterima kasih dan bertanya dengan penuh penantian, “Tadi kata cucu besar kakek. Setelah kita tidur, Mami

Tadi aku terus melototinya, sama sekali

kunci penting. Panggilan terhadap Daniel

ekspresi dingin dan tegas, lalu meniru cara bicara Daniel, “Tidur nyenyaklah, besok pagi begitu kalian terbangun akan bertemu

cucu besar berkata demikian, maka scharusnya benar.” Carlos menghela napas dalam–dalam. Anak berpikiran dewasa itu berkata, “Beberapa hari

Ia memohon kepada bulan di langit, “Semoga besok pagi saat bangun dari

setengah sadar di pelukan Bu Brenda membalikkan badan. Air liurnya mengalir ke pundak Bu

“Bu Guru Desy pa sedang hujan? Kenapa pundakku basah ya?” tanya Bu Brenda dengan suara

“Puff, hahaha...”

bisa menahan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255