Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 420

Direktur Rudy cidak sabar untuk segera membuka celananya, ingin menerkam Tracy, berkata dung tersenyum kcii: “Kabarnya, dulu kamu adalali wanita Presdir Danicl? Hahaha. aku mau mencicipinya, sebenarnya seberapa nikmat.....”

Di saat kritis ini, tiba–tiba pintu ruangan ditendang terbuka, terdengar sebuah suara yang berwibawa: “Hentikan!”

Pada saat yang sama, beberapa pengawal menerobos masuk dan mendorong Direktur Rudy, menyelamatkan Tracy.

Tracy mendongak dan melihatnya, ternyata Direktur Sean.

“Rudy, kamu memang bajingan.” Sean menunjuk ke arah Direktur Rudy, berkata dengan sangat marah, “Kamu melakukan hal yang begitu rendah dan memalukan?”

“Kak Scan, kenapa kamu selalu melindungi wanita ini? Apa hubunganmu dengannya?” Direktur Rudy bertanya dengan tidak senang.

“Kamu benar–benar tidak takut mati. Apa kamu tahu dia wanita milik siapa.....”

Baru saja Scan selesai bicara, pintu ditendang lagi.

Sebuah sosok yang ramping dan tinggi menerobos masuk, auranya sangat dingin, bagaikan dewa dari neraka!

panik, udak ingin membiarkan Daniel melihat

Daniel sudah melihainya. Saat menatap roknya yang robek dan melihat sebagian tubuhnya terlihat, muncul aura membunuh

mencekik lcher Direktur Rudy dengan kejam, “Kamu berani menyentuh wanita Presdir

Rudy menjelaskan dengan panik,

sudah pernah memberitahumu, dia adalah wanita Presdir Daniel, menyuruhmu jangan menyentuhnya,

Rudy marah sampai menggertakkan gigi,

juga segera menjelaskan pada Daniel, “Presdir Daniel, Direktur Linda yang menyuruhku datang. Dia bilang, asalkan aku meniduri wanita ini,

mantel dan melemparkannya pada Tracy, memerintah dengan

dengan (cres–csa, borlati dan memapah Windy

keluar, langsung terdengar suara teriakan listcris dari

kakinya lemas, hampir saja

Tracy segera memapannya.

menopang

“Aku akan membawamu mencari Kak Danny, kamu terluka, harus pergi ke

ditampar, cukup dikompres dengan es.” Windy menariknya, “Malahan kamu, kamu

bersalah saat melihat wajahnya yang merah dan bengkak, “Akulah yang