Bab 516

Dulu, anak–anak memanggilnya cucu besar, ia sangat marah. Sekarang memanggilnya Paman Daniel, ia merasa agak anch. Ia ingin mereka memanggilnya papa, tapi ia tidak tahu bagaimana mengatakannya pada mereka.

Mungkin, seharusnya saling mengakrabkan dulu hubungan ayah dan anak ini...

“Ayo, sarapan.” Tracy meletakkan kopi hitam yang baru digiling di hadapan Daniel.

“Terima kasih.” Daniel menyesap seteguk kopi, lalu memandanganak–anak. Ia bertanya dengan hati-hati, “Bagaimana jika aku mengantarkan kalian ke sekolah?”

“Benarkah?” Carla gembira, wajah cantik lembut itu menyunggingkan senyuman lebar, “Bacus sekali, aku setuju!”

“Aku juga setuju.” Carles mengangkat tangannya dan berkata dengan semangat, Biasanya ketika Mami sibuk, tidak ada waktu mengantarkan kami ke sekolah. Aku selalu iri setiap kali mellhat teman–teman diantar oleh ayah dan ibu mereka.”

Tracy merasa bersalah ketika mendengar ucapannya. Ia memang jarang mengantar anaknya ke sekolah. Ia mengira anak–anak tidak keberatan, sekarang ia baru tahu, mereka juga bisa iri dengan teman–temannya.

“Paman Daniel, apa tidak akan menunda pekerjaanmu?” Carlos lebih banyak pertimbangan.

“Tidak, kok.” Daniel menjawabnya, lalu memerintah Ryan, “Pergi siapkan.”

“Hah?” Ryan tertegun, ia tidak tahu harus menyiapkan apa. Mengantarkan anak–anak ke sekolah bukankah tinggal bilang pada sopir? Ia harus menyiapkan apa?

berapa anak di

sambil mengobrol

Pertanyaan ini sangat susah,

rambutnya, mengerucutkan bibir berpikir keras,

tahu kelas kami ada 19 anak.” Carles menelan segigit bakpao babi, berbicara dengan mulut berminyak, “Awalnya ada

“Oh!” Daniel menganggukkan kepala.

atas kelas kecil, kelas sedang, kelas besar dan prasekolah total ada 4 tingkat. Setiap tingkat ada 7 kelas. Satu kelas ada 20 orang, maka totalnya ada 560

p

lingkat ads

WWW

lagi, “Lalu setiap kelas ada

2.“Kamu sungguh pintar!”

tidak hanya ber–EQ tinggi, pemikiran logisnya juga kuat, bernitung pun lancar, Anak tiga setengah tahun dapat menganalisis, berhitung, terampil

pantas disebut sebagai

Carlos mengapresiasi pujiannya, lalu bertanya dengan tenang. “Untuk

Paman bodoh di belakangku itu tidak

Ryan dengan

“Sudah paham, sudah paham.”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255