Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 595

Aderan ini tidak luput dari mata Garcia, wajahnya menjadi muram, tapi dia scgcra tersenyum kembali dan menatap Stanley dengan penuh kasih sayang.

Tracy mengcrutkan kening, memalingkan wajah, bersiap duduk sebentar sebelum pergi.

Pada saat ini, dia tiba–tiba menemukan sosok kecil sedang berdiri di sudut ruangan, yaitu Cliristian!

Dia mengenakan setelan kecil yang rapi, berdiri dengan tenang di samping meja bunga, menatap Stanley dan Garcia di atas panggung dengan tatapan yang sangat rumit...

Video Stanley mclamar Garcia diputar di layar lebar di atas panggung...

Dalam video tersebut, Stanley menggendong Garcia di pantai dan berkata, “Garcia, kamu adalah wanita yang paling aku cintai seumur hidupku, aku akan membahagiakanmu, menikahlah denganku!”

Garcia meneteskan air mata dan memeluk Stanley dengan crat.

dengan penuh gairah di pantai, saudara, serta teman–teman

ini, Christian tiba–tiba berkata dengan dingin: “Saat itu, kamu juga mengatakan hal yang sama pada

dari belakang: “Christian, kenapa kamu lari ke sini? Bukankah kita sudah sepakat,

Stanley yang berada di atas panggung dengan ekspresi yang sangat tenang, “Lihat, apa dia bahagia

Veronica menggendong Christian, lalu berbalik dan mencari tempat duduk, Janji pada nenek, hari

“Oke” Christian mengangguk paruh.

tidak bisa diam, sehingga saat ini ia tidak perlu lagi

anak ini baru berusia tiga tahun lebih, jika dikurung dalam waktu lama, ia akan menderita masalah psikologis. Hari ini, ada begitu banyak tamu

menahan diri untuk tidak menghela napas, dia selalu merasa bahwa, tidak peduli jenis masalah apa

seperti ini dan dalam hubungan yang begitu rumit, dia

umunikan bahwa Tuan Stanley Sadya dan Nona Garcia Caledon telah resmi menjadi pasangan suami istri dan pengantin pria dapat mencium

mencium Garcia ketika video bahagia dan hangat di layar tiba–tiba berhenti, lalu

panggung terhenti, suara tawa gembira pun terhenti, semua orang melihat ke arah panggung,

segera meininta sescorang untuk menanganinya, lalu meyakinkannya: “Mungkin mesinnya mati, sebentar