Bab 768

Carlos mendongak dan melihat seekor burung clang terbang tinggi di langit kondisinya tidak Terlibat kuat dan tajam seperti biasanya, sebaliknya malah terlihat sedang panik dan tidak terkendali, scolah–olahı...

Ketika Carlos sedang berpikir sembarangan, burung clang itu tiba–tiba bergegas ke arahnya, seperti anak panah, sangat cepat.

Carlos sangat ketakutan, kemudian dia berbalik dan melarikan diri, dia berlari sekuat tenaga

Tapi, bagaimana mungkin seorang anak manusia bisa berlari lebih cepat dari seckor burung clang?

Dengan cepat, burung clang itu berhasil mengejarny...

Kaki Carlos tersandung batu dan dia jatuh ke tanah, dia segera mengerahkan kedua tangan dan kakinya untuk bangkit.

Namun, burung clang itu sudah mengepakkan sayapnya dan bergegas, seperti akan memangsa Carlos...

Pada saat kritis ini, burung clang itu melewati kepala Carlos, jatuh ke tanah karena tidak seimbang, jatuh berguling beberapa kali, dan kemudian jatuh dari atas bukit.

Carlos terbaring di tanah, tubuh kecilnya bergetar ketakutan.

Setelah waktu yang lama, dia akhirnya sadar kembali, dia melihat ke atas dan melihat ke sckcliling...

clang itu sudah

yang jatuh di tanah, dengan perlahan

mengingat suara tadi, dan kemudian melihat jejak panjang di depannya,

melihatnya dan hendak menyerangnya, tapi di saat yang tepat, dia malah kehilangan tenaganya, kemudian jatuh ke tanah dan terjatuh ke bawah

bangkit dari tanah dan berjalan ke sisi bukit untuk

atas batu besar, mengeluarkan banyak darah, dan sekarang ia sekarat sambil terus

dengan seksama, elang itu masih

teropongnya dan dari samping menuruni tanjakan

masih sedikit takut, dia mengambil batu kecil dan inclemparkannya ke samping burung

itu menggerakkan sayapnya, tapi tidak sanggup untuk berdiri, bahkan matanya yang tajam illi pun, berubah menjadi sangat

napas lega, mengambil tongkat di sisi jalan, dan dengan hati–hati mendekati

tersisa jarak satu meter, tiba–tiba clang itu mengepakkan

keras ketakutan, dan

sudah lebih tenang, dia menyadari bahwa clang itu masih tergeletak di tempat yang tadi, kecuali sayap kanannya yang masih

napas lega, dan mendekatinya lagi, dengan berani dia berkata pada clang itu: “Kakak Elang, jangan khawatir, sclama kamu tidak menyakiuku, aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin mengambil kembali cincin

clang itu berbaring di sana tidak bergerak, hanya menatapnya

lagi. “Ini milik mamiku, kamu

Elang itu masih menatapnya dengan tulapan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255