Bab 1002

Tuan Besar menyaksikan mobil menghilang dari halaman, ia merasa gelisah: “Kenapa aku merasa sedang ditipu oleh Daniel? Kenapa aku merasa ada sesuatu yang tidak beres? Tidak, cepat kejar mereka dan bawa anak–anak kembali.”

“Astaga, Tuan Besar, jangan seperti ini.” Sanjaya buru–buru menasihati, “Perkataan Tuan Daniel barusan benar, dia lebih peduli pada anak–anak daripada Anda dan dia tidak mungkin membiarkan Keluarga Moore merebut anak–anak. Anda tenang saja.”

“Tapi, dia mengemudi dengan sangat cepat, aku merasa seperti ada sesuatu.” Tuan Besar merasa tidak nyaman, “Sekarang bocah ingusan itu sudah belajar tidak patuh. Dulu jika terjadi sesuatu, dia selalu melawanku, tapi sekarang dia belajar untuk membujukku. Lihatlah perkataannya hari ini. Dulu, jika tidak dipukul, dia tidak akan buka mulut.”

“Ini hal yang baik, dia sudah tumbuh dewasa.” Sanjaya meyakinkan, “Tuan Daniel sudah sebesar ini dan sudah melewati asam garam di dunia bisnis, Anda harus mempercayainya!”

“Tapi...”

“Kumohon, Anda jangan seperti ini.” Sanjaya cemas, “Coba Anda pikirkan, kenapa orang–orang dari Keluarga Moore merebut Tabib Hansen? Bukankah karena dulu Nona Tracy dianiaya oleh keluarga Wallance kita?

Saat itu, demi Victoria, Anda mengutus orang untuk menggantikan Nona Tracy, ini merupakan penghinaan besar baginya. Sekarang Nona Tracy tidak bersedia masuk ke rumah Wallance, tapi karena dia merindukan anaknya, jadi dia menggunakan cara seperti ini.

Menurutku, selama Anda tidak campur tangan, Tuan Daniel cepat atau lambat akan bisa membujuk Nona Tracy dan mungkin memintanya kembali ke Keluarga Wallance, keluarga akan bersatu kembali, semua orang akan bahagia.”

IU

“Kamu sedang bermimpi.” Tuan Besar berkata dengan marah, “Bahkan jika mereka berdua bersedia, apakah menurutmu Lorenzo akan diam saja? Perselisihan antara Keluarga Moore dan Wallance tidak bisa diselesaikan semudah itu.”

“Benar juga....”

untuk mengikuti mereka.” Tuan Besar menginstruksikan, “Jangan mengganggunya. Awasi saja Daniel,

“Oke, akan segera kulaksanakan.”

hitam menuju ke arah

yang lengkap, Daniel memandang mereka dengan lembut dan ia

membujuk Tuan Besar, jadi mengatakan hal–hal

sana

tapi

hal ini, bibir

ada mobil yang mengikuti kita.” Thomas melaporkan,

ingin menyingkirkan mereka?” Hartono

santai, “Berpura–puralah tidak tahu, kendarai mobil seperti

“Baik.” Hartono lanjut mengemudi.

“Cepatlah.”

jam tangannya, ia cemas karena waktunya agak

Hartono meningkatkan

telepon berdering, dia memberi isyarat

“Sudah dijemput?”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255