Bab 1194 

“Sepertinya aku benar–benar sudah meremehkannya.” 

Semakin Maggie memikirkannya, dia semakin marah. Dalam hidupnya, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini, apalagi oleh calon menantunya. 

“Jadi...apa yang harus kita lakukan sekarang?” Tamara bertanya dengan ragu–ragu. 

Maggie menyesap kopi dengan anggun dan saat dia mengangkat pandangan matanya, raut wajahnya langsung berubah: “Benar, seolah–olah aku sedang berkelahi dengan calon menantuku...” 

“Uh...” Tamara tercengang, tidak tahu harus menjawab apa. 

“Kejadian terakhir kali anak itu tersesat, memang kelalaian kita. Jika L tahu, aku tidak bisa mempertanggungjawabkannya.” Maggie memberi perintah dengan tegas, “Jadi, beberapa waktu ini, kalian harus berperilaku baik, jangan sampai terjadi kesalahan lagi.” 

“Baik.” Para pelayan menundukkan kepala. 

“Bersikap sopan pada orang–orang Keluarga Moore, terutama anak–anak itu dan juga Tabib Hansen, harus menghormatinya.” Maggie terus memperingatkan mereka, “Termasuk Paula dan Naomi, jangan menyinggung mereka, mengerti?” 

“Mengerti, Nyonya Besar.” 

waktu ini jangan melakukan apa–apa,” kata Maggie pada Tamara lagi, “Jaga saja

“Baik.” Tamara mengangguk. 

bersamaan, setelah makan siang, Tracy bersama Paula pergi ke taman untuk mengunjungi Roxy, kemarin ia juga kehujanan dan sekarang sedang terkena

sekitar, Paula tidak bisa menahan diri untuk tidak berbisik, “Nyonya Besar Louis sangat terkejut hingga tidak bisa berkata apa–apa, bahkan wajahnya terlihat

“Aku tidak menyerangnya, aku

lalu berkata sambil tersenyum, “Nona Tracy yang paling

dengan santai, “Apa belakangan ini kamu masih berhubungan

“Sejak kembali ke Negara Emron, aku ada meneleponnya dua kali, tapi setelah datang ke Bordeaux,

pria busuk, tidak memedulikanku. Sudahlah,

dia yang memutuskan kontak denganmu?” Tracy bertanya dengan curiga, “Apa yang terjadi?”

tahu.” Suara Paula masam, “Mungkin Tuan Daniel tidak

orang seperti itu.”

berkerut dan dia mulai merasa bahwa sesuatu benar–benar terjadi pada

menyuruh Hartono putus hubungan dengan Paula.

dia berkata, ia semakin sedih, “Demi dia, aku pernah berpikir untuk meminta izin pada Tuan Lorenzo, tapi ternyata dia benar–benar

“Jangan berpikir sembarangan.” 

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255