Bab 1611

“Maksudmu pertanyaan yang kutanyakan adalah omong kosong?”

Tak disangka respon Dewi sangat cepat. Tatapan matanya tajam dan dingin.

“Tidak, setiap perkataanmu berharga. Setiap kalimatnya sangat berharga.”

Keinginan hidup Daniel sekarang sangat kuat. Di antara seluruh tubuhnya, hanya leher dan kepalanya yang bisa bergerak. Entah bisa hidup di detik selanjutnya atau tidak, harus bergantung dengan suasana hati Dewi.

la mana mungkin berani membuatnya marah?

“Cih, tahu diri juga!”

Dewi memutar mata ke atas dan mulai mengeluarkan daging burung pengar dari panci untuk dimakan.

Ia juga membuat saus sambal yang cocok untuk dicocol dengan daging. Rasanya sangat enak.

“Bukankah kita sedang mendiskusikan penyakitku? Kenapa tiba–tiba kamu makan?”

kening. Perubahan pikiran wanita ini sangat cepat. Barusan sedang dalam kesedihan

kenyang, baru punya tenaga mengobatimu.”

kosong. Jus apel itu diteteskan ke dalam gelas. Setelah penuh, ia mulai menikmatinya, makan daging sambil

beberapa tulang dan daging ke serigala cacat di sampingnya. Mengenai elang botak di atas atap dan ular, tak perlu pedulikan

nafsu makannya kuat sekali, mau tak mau ia merasa lapar, “Punyaku mana?”

boleh bergerak, hanya

gelas

makananku?” Daniel melihat jus apel yang tersisa, ia mengernyitkan kening, “Aku merasa aku sudah sangat lemah, sudah waktunya mengisi perutku sedikit.”

besar, siapa yang akan membersihkannya?” Dewi bicara dengan kesal, “Sebelum kamu bisa menjaga dirimu, maka kamu hanya

“Pasti akan

saja.” Dewi lanjut menggerogoti

tagihan medis harus di diskon.”

“Diskon?”

pisau daging besar di sampingnya, lalu melempar ke depan. Pisau itu terbang dan menancap di papan kayu sebelah leher Daniel. Pisau itu hanya

dan tak

catatan minyak dari kantong celananya dan berjalan ke hadapan Daniel. Membuka dan menunjukkannya di

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255