Bab 1693

Sesampainya di atas bukit, mereka kembali ke Vila Sisi Selatan diam–diam.

Daniel menerima pengobatan, Thomas dan Hartono menemaninya, mereka sangat gugup saat Dewi menusukkan jarum ke tubuh Daniel dan tubuh Daniel mulai mengeluarkan darah.

Semua orang hanya melihat Daniel telah pulih kembali, namun mereka tidak tahu berapa banyak kesulitan yang sudah Daniel lewati untuk bisa bertahan sampai sekarang.

Seperti penyiksaan dalam neraka, ia telah berjalan melewati gerbang neraka, luka di sekujur tubuhnya, darah terus–menerus mengalir keluar, ia setahap demi setahap melangkah keluar.

Tidak semua orang bisa menanggung siksaan tidak manusiawi semacam ini.

Proses pengobatan berlanjut selama satu setengah jam, Daniel sama sekali tidak mengeluarkan suara, meskipun ia kesakitan hingga sekujur tubuhnya mengeluarkan keringat, namun ia tetap tenang dan kuat…

Dewi mengobatinya dengan santai, seolah ia tidak sedang menyiksa seorang manusia hidup, melainkan hanya sebuah boneka.

Gerakannya sangat cekatan dan sedikit kasar, tidak ada kelembutan sedikitpun.

Thomas yang melihat dari samping sangat panik, ia tidak bisa menahan diri untuk berkata, “Tabib Dewa, pelan–pelan, pelan–pelan!”

Pertama–tama Dewi hanya mengerutkan kening, kedua kalinya Dewi langsung marah, “Berisik

sekali, keluar!!”

tidak berani bernapas.

berjalan keluar dengan tertatih–tatih, ia lalu bersembunyi di balik

akhirnya pengobatan telah

ia falu menepuk–nepuk tangannya, memberikan instruksi pada Thomas sebelum ia pergi: “Bangunkan dia setengah jam lagi, keringkan,

“Baik, aku mengerti.”

sekarang takut dengan Dewi, takut ia

dari jendela, berbaring di tempat

tidak pernah bermain gadget ataupun menonton TV, hobi satu–satunya adalah

ini, banyak burung kecil yang terbang masuk untuk memakan bagian tengah apel yang ia

senang mengobrol dengan

cepat, waktu satu

basah, ketika ia bangun, ia sudah tidak ingat apa isi mimpinya, ia membuka matanya, melihat punggung Thomas dan Hartono yang sedang sibuk…

“Jam berapa?”

merasa tubuhnya kini

tidak bisa merasakan rasa sakit lagi, ia hanya merasa tubuh ini seperti bukan miliknya sendiri…

merah, melihat Daniel tersiksa, ia juga merasa sengsara, “Istirahatlah sebentar

jas

Daniel hanya memikirkan urusan orang lain, namun

tidur setengah jam, ingat bangunkan

kelelahan, pikirannya kosong.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255