Bab 1813

Di sisi belakang, di dalam mobil Lincoln Limousine, Dewi bersin dua kali, mengusap hidungnya, mengerutkan kening dan berkata, “Apa ada yang membicarakanku?”

“Kamu baik–baik saja?” Pangeran Willy bertanya dengan khawatir.

“Tidak apa–apa.” Dewi menggelengkan kepalanya, “Oh ya, kenapa kamu mencariku?”

“Aku ingin berduaan denganmu.” Pangeran Willy memandangnya dengan lembut, “Dewi, ketika penyakit L sudah sembuh, aku akan menemanimu kembali ke Negara Nusantara.”

“Tidak ada gunanya juga kamu kembali bersamaku.” Dewi keceplosan, “Kakimu ini, harus perlahan–lahan mencari cara untuk mengobatinya. Tidak akan sembuh dalam waktu singkat.”

“Aku tahu.” Pangeran Willy mengangguk, “Aku kembali bersamamu bukan untuk menyembuhkan kakiku, tapi khawatir akan cedera kepalamu. Jika terjadi sesuatu lagi di jalan ….”

“Tidak perlu.” Dewi langsung menyelanya, “Aku suka sendirian, tidak suka diikuti.”

Dia selalu berbicara begitu dingin dan langsung pada intinya, tidak pernah bertele–tele.

“Terakhir kali kamu kembali saat naik kapal pesiar sendirian, sesuatu terjadi.” Pangeran Willy menatapnya dengan cemas, “Aku mengundangmu datang, maka harus bertanggung jawab atas keselamatanmu….”

berisik.” Kesabaran Dewi mulai habis.

tidak punya pilihan selain mengubah topik pembicaraan, “Baiklah, jangan bahas ini. Tadi siang kamu hanya makan sedikit, aku menyuruh orang menyiapkan makanan favoritmu.

mengatakannya, Pangeran Willy menyuruh orang untuk menyajikan makan siang ….

makanan, matanya langsung bersinar. Dia melepas maskernya dan mulai makan.

depan Pangeran Willy, dia tidak perlu

penuh perhatian. Terkadang menuangkan

sekali tidak memedulikan

malas di kursi, “Aku mau

“Tidurlah dengan tenang.”

Seorang pelayan buru–buru melangkah maju, menurunkan kursi untuknya,

lebih perhatian daripada orang kaku itu

mulai mendengkur

sangat bahagia. Ini juga bisa

menghela napas, “Tabib Dewa masih

adalah dia, berbeda dari yang

bersandar di kursi dan hanya

Tabib Dewa benar–benar berbeda dari para wanita bangsawan munafik itu.” Robin tahu apa yang dipikirkan Pangeran Willy, “Dia selalu begitu sederhana, mengatakan dan melakukan apa yang dia pikirkan, tidak pernah

perlu waspada atau pun khawatir. Santai dan nyaman.”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255