Bab 1826

Jasper dan Jeff tahu bahwa Dewi tidak suka ada orang di samping, maka mereka pun mundur ke ruang kerja kecil dengan patuh.

Melalui interaksi selama beberapa waktu ini, mereka sudah lebih memercayai Dewi.

Ditambah lagi beberapa waktu ini, setiap malam mereka berdua menjaga Lorenzo, sudah beberapa hari tidak tidur. Sekarang mereka sangat lelah, baru berbaring sebentar di sofa, mereka sudah tertidur.

Kedua orang itu tertidur dan terdengar suara dengkuran kecil.

Dewi segera membuka matanya, lalu menyunggingkan senyum bangga.

Setelah kedua orang itu tidur, barulah dia bangun dan berjalan ke sisi ranjang, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil kalung di leher Lorenzo.

Namun, kalung itu sangat kuat, tidak bisa ditarik. Dia juga tidak berani menggunakan tenaga. Jika besok ada bekas tanda di leher Lorenzo, orang lain pasti tahu bahwa dirinya yang melakukannya.

Dewi menoleh dan melihat, kedua orang itu sudah tertidur, tidak ada pergerakan apa pun.

Dia pun buru–buru ke depan Lorenzo, lalu kedua tangannya mengambil kalung itu.

Saat hendak mengambilnya ….

Tiba–tiba Lorenzo membalikkan badan, secara tiba–tiba menekan Dewi di ranjang.

dengan terkejut, lalu tanpa sadar mendorongnya. Namun, tubuh pria itu sangat kuat bagaikan tembok besi. Sebelah kakinya masih menekan tubuh Dewi, sama sekali tidak

tidak bisa, maka

tiba–tiba

bagaikan seekor hewan buas

posisi Dewi adalah tubuhnya menyamping dan berada dalam pelukan Lorenzo, kedua tangannya terulur ke arah pria itu.

kalung, lebih mirip seperti memegang wajah Lorenzo dan bersiap diam- diam

terbangun karena terkejut, juga memiliki pemikiran yang

“Wanita sialan!”

Lorenzo menendang Dewi.

dari ranjang, ia memegang

detik, barulah pergi memapah Dewi, “Tabib Dewi,

Dewi memegang pinggangnya, lalu berdiri dengan ekspresi kesakitan, “Untuk apa kamu menendangku?”

keluar.” Lorenzo malas bicara omong kosong dan langsung memberi perintah, “Kelak dia harus

sejenak, lalu hanya

tangan “silakan”

lalu berbalik badan dan pergi dengan

mengikuti dari belakang,

Dewi masih menggosok–gosok bokongnya yang sakit, lalu memaki dengan marah,

bukan pria yang mudah didapatkan, walaupun kamu naik ke ranjangnya. Tabib Dewi, kamu pupuskanlah niatmu

membelalakkan mata dengan tercengang, “Apa maksudnya

belum selesai bicara, Jasper sudah berbalik dan masuk ke kamar.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255