Bab 1931

Keesokan paginya, ketika Dewi terbangun, Lorenzo telah menghilang.

Ada rasa kehilangan yang tak dapat diungkapkan di hatinya, ia menatap kosong ke sofa di samping tempat tidurnya sambil termenung

Setelah sekian lama, akhirnya terdengar suara ketukan pintu, ia baru perlahan-lahan kembali

sadar.

Dokter Heidy, serta beberapa perawat masuk untuk memeriksa kondisi Dewi.

Dewi berbaring malas di tempat tidur, membiarkan mereka melakukan berbagai pemeriksaan padanya.

Dokter Heidy melihat luka di belakang kepalanya dan bertanya sambil bercanda, “Apa kamu masih ingat denganku?”

“Ingat, kita pernah bertemu di San Francisco.”

Dewi sangat terkesan dengan Dokter Heidy, ia merasa keterampilan pengobatan Dokter Heidy di dunia pengobatan modern sangatlah tinggi, terlebih lagi ia tampaknya sangat menghargai pengobatan tradisional.

Ditambah lagi, ia orang yang sangat bertanggung jawab, memiliki karakteristiknya sendiri, tidak seperti dokter lain yang tunduk pada status Lorenzo.

Oleh karena itu, Dewi memiliki kesan yang cukup baik terhadapnya.

“Jika saat itu kamu bersedia untuk dioperasi, peluang kesembuhannya akan lebih tinggi daripada sekarang.”

Heidy melihat luka Dewi, tidak dapat menahan penyesalannya.

“Hidur

takdir

Nada

tak acuh, seolah ia tidak peduli.

tubuh, rambut dan kulit adalah orang tuamu.” Heidy sangat serius, “Kamu

tidak punya

selesai berkata, muncul bayangan guru

ini ia teringat beberapa orang

di dalam benaknya, ia ingat ketika ia turun gunung dan bertengkar dengan guru, ia merasa sedikit

yang berhati baik dan lembut, ia jarang marah, namun saat Dewi turun gunung, ia begitu marah, pertama kalinya ia mengeluarkan kata-kata kasar dalam hidupnya.

juga berkata, jangan beri tahu orang- orang bahwa Dewi adalah muridnya, menurutnya itu memalukan.

pernah lagi

berlalu, dalam lima tahun ini, ia melalui banyak kesulitan, namun ia terus berkata pada dirinya

ia belum melakukan sesuatu yang

ia kembali ke sana, gurunya pasti

sampai mati, ‘kan??

akan sedikit sakit,

Heidy mengingatkannya dengan

dengan bantuan perawat ia membalikkan tubuhnya, menelungkupkan

perban pada luka di belakang

menggigit bibir bawahnya, menahan rasa

ia menghela napas dan berkata, “Kondisi seperti ini sudah tidak bisa ditunda lagi, aku harus secepatnya menghubungi Tabib

Dew.

“Umi

menjawab tanpa sadar, lalu

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255