Bab 1954
Kastil, di dalam ruang rapat.
Lorenzo melihat ke luar jendela. Beberapa lama kemudian, ia baru mengalihkan pandangannya.
Ia melihat sosok bayangan yang begitu familier itu….
Ternyata, wanita itu masih ingin pergi.
Meskipun ia mempertaruhkan segalanya untuk dapat bersamanya, namun wanita itu tetap meninggalkannya.
Sebelumnya ia tidak mengerti tentang ungkapan bahwa cinta tak dapat dipaksakan. Namun, sekarang ia memahaminya.
Wanita itu tidak mencintainya. Tidak peduli apa pun yang ia lakukan, semuanya itu tidak ada
gunanya.
Dewi tidak mungkin tersentuh atau tergoyahkan. Ia akan pergi jika ia ingin pergi.
Tanpa memedulikan perasaannya, tanpa memedulikan konsekuensinya….
Memikirkan semua ini, hati Lorenzo tersulut api amarah, dan tangannya yang sedang memegang cangkir bergetar hebat….
“Lorenzo, pikirkanlah baik-baik. Terlebih lagi, kekuatanmu seorang diri itu terbatas. Jika kamu membiarkanku menjadi pemegang saham Grup Moore, aku bisa membawakan banyak sumber daya untuk kalian. Kita dapat melangkah bersama-sama di masa depan. Ini adalah sebuah hal yang sangat menguntungkan, tidak merugikan sama sekali ….
Lorenzo dengan sungguh-sungguh.
“Sangat menguntungkan?”
yang dimainkan oleh ketiga keluarga besar itu, sekarang ditambah dengan ucapan Ivan yang bertele-tele itu, membuatnya merasa tidak tahan
menguntungkan bagimu, ‘kan?”
dingin yang menusuk terpancar dari
udara di sekelilingnya seolah-olah menurun. Semua orang pun mengamati mereka dengan napas tertahan,
Ivan sejenak memudar. Namun, ia segera menenangkan dirinya
menatap Lorenzo sambil tersenyum, “Maksudmu
Moore berjalan dengan baik, tanpa kekurangan dana, sumber daya, juga tidak memerlukan pemegang
tidak lagi berusaha menjaga hubungan baik dengannya. Bahkan, ia sudah tidak lagi menjaga sopan
oleh api amarah yang membakar
Moore tidak kekurangan apa pun, namun dengan bergabungnya Wakil
“Betul, betul….’
langsung mencelanya, “Aku memiliki semua sumber daya yang miliki, mengapa harus ada satu orang lagi yang mengambil bagian saham kita? Ingin membeli saham, tapi tidak punya dana, jadi hanya
“Lorenzo, kamu kelewatan!!!”
Tatapannya tidak lagi sehangat
ia
terbatuk dua kali. Ia pun minum dalam
yang paling pertama bangkit dan berkata, “Lorenzo, ucapanmu itu benar-benar kelewatan ….”
timpal
begitu,” Lorenzo mengangkat alisnya sambil tersenyum dingin, “Kita bagikan saja saham kalian
Update Bab 1954 of Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar by Novels online
With the author's famous Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar series authorName that makes readers fall in love with every word, go to chapter Bab 1954 readers Immerse yourself in love anecdotes, mixed with plot demons. Will the next chapters of the Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar series are available today.
Key: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 1954