Bab 2187 Bersikap Tegas

“Sekarang di sini semuanya sedang mengalami masalah keuangan, mereka berharap grup besar seperti Grup Moore bisa berinvestasi di sini, juga berharap bisa menjalin hubungan kerja sama jangka panjang di masa depan. Jelas–jelas sekarang Yang Mulia ingin menyanjung Tuan L, jadi Tuan L. berhak berbicara.”

Mina sekaligus mengatakan begitu banyak, menarik tangan Dewi, memohon dengan cemas.

“Tuan 1. begitu menyayangimu, tahu terjadi sesuatu padamu, segera terbang kemari untuk menyelamatkanmu. Nanti Nona bicarakan baik–baik dengannya, minta dia menyelamatkan Pangeran, dia pasti akan menyetujuinya, aku mohon padamu!”

“Berhak berbicara.” Akhirnya Dewi mengerti, “Pantas saja, Raja Denmark tiba–tiba bersikap begitu baik padaku, memperlakukan Lorenzo sebagai tamu kehormatan, ternyata menginginkannya berinvestasi di sini…. Itu juga berarti, kali ini Lorenzo datang menyelamatkanku, ia harus membayar dengan harga tinggi lagi.”

“Ini sudah pasti.” Mina berkata, “Kalau tidak membayarnya, bagaimana mungkin seorang Raja bisa memperlakukanmu dengan baik tanpa sebab? Tapi, ini juga bukan apa–apa bagi Tuan L, ‘kan? Lagi pula, berinvestasi di mana pun sama saja ….”

“Dia bukan pacarmu, tentu saja kamu merasa tidak apa–apa.” Dewi sedikit marah, “Uangnya itu juga bukan jatuh dari langit, juga ada bagianku di dalamnya, diberikan pada Raja Denmark tanpa sebab, aku tidak bisa menerimanya!!!”

“Ugh….” Mina tidak bisa berkata apa–apa dalam sekejap.

Semakin memikirkannya, Dewi semakin marah, khawatir Lorenzo akan dimanfaatkan oleh Raja, dia buru–buru berdiri dan hendak pergi mencari Lorenzo…..

“Nona Dewi!” Beberapa pelayan wanita memapahnya, “Anda mau ke mana?”

“Jangan menarikku, aku mau mencari pacarku!”

Dewi ingin mendorong mereka, tapi beberapa pelayan wanita menariknya, tidak membiarkannya pergi.

mereka tarik–menarik, begitu tidak hati–hati, dia terjatuh ke

“Nona Dewi!”

berteriak karena terkejut, ia berdiri hendak

yang lain bergegas kemari seperti kilat,

belakang, mendongak tanpa sadar, hatinya

1/3

sebatang pohon besar, melindunginya dengan kuat, wajahnya yang tampan dekat di matanya, sepasang

“Huhu….”

menyusut, bergegas masuk ke dalam pelukannya, kedua lengannya melingkari pinggangnya, ia menangis

“Nakal!”

dia tetap

pantatnya beberapa kali, tetapi di depan begitu banyak orang, menahan emosinya, ia pun mencubit dagunya,

kenapa kepalamu terluka?”

“Kakinya juga!”

dia yang memukulku!!!”

menunjuk

menatap

ke sana dengan tatapan suram dan aura kuat,

“Aku….”

**

sekejap, ia mundur ke belakang

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255