Bab 2204 Pergi Diam–diam

Lorenzo memeluk Dewi masuk ke kamar, lanjut mendekapnya.

Sudah dibilang, pria yang hasratnya baru bangun, bagaikan hewan buas.

Sekarang Lorenzo juga seperti ini.

Dia selalu merasa tidak cukup, terus–menerus merengkuh tubuh Dewi. Setiap kali membuat Dewi sangat kelelahan, baru berhenti setelah wanita itu tak bertenaga.

Awalnya, Dewi sudah tidur cukup lama di pesawat. Kali ini dibuat tidak tidur semalaman oleh Lorenzo, sekarang dia pun tidur pulas.

Bersandar di pelukan Lorenzo, bagaikan hewan jinak.

Lorenzo berbaring miring, sebelah tangannya memeluk Dewi dan sebelah tangannya yang lain mengelus rambut wanita itu, sambil menatapnya dengan lembut.

Suasana hati Dewi sangat sederhana dan terus terang, terkadang gembira, terkadang marah, tidak pernah ditutup–tutupi.

Kalau tahu besok pagi Lorenzo harus pergi ke Negara Maple, juga pergi bersama Juliana, Dewi pasti akan marah.

Memikirkan ekspresi Dewi yang begitu galak saat bertengkar, dia pun menyunggingkan senyum tipis.

Karena mencintai wanita ini, maka melihat ekspresi marahnya juga tetap cinta.

Lorenzo mencium kening Dewi dan memeluknya dengan erat, tapi dia tidak tidur.

Sekarang sudah pagi. Cahaya mentari pagi sudah masuk dari jendela, dengan lembut menyinari tubuh Dewi bagaikan kain tipis.

Lorenzo melihat jam dinding, ternyata sudah jam 05.30.

Dia pun pelan–pelan menarik lengannya, mengenakan jubah mandinya, dan diam–diam meninggalkan kamar. Saat di depan pintu, dia menoleh lagi untuk melihat Dewi, tatapannya sangat tidak rela./

Namun, akhirnya dia tetap menutup pintu pelan–pelan dan pergi dengan cepat.

“Tuan, mobil sudah siap.”

mandi di ruang kerja. Tunggu aku di bawah. Jangan membangunkannya.”

“Baik.”

*

1/3

mandi, Lorenzo ganti baju dan buru–buru turun. Saat melewati kamarnya sendiri, dia tak bisa menahan diri untuk

sangat tenang, sepertinya Dewi masih

tidak bertengkar, Lorenzo terpaksa pergi saat Dewi masih

ke bawah dan masuk ke mobil.

sungguh tidak perlu aku temani? Situasi di Negara Maple sangat bahaya, lebih

masalah, beri tahu aku.” Lorenzo berpesan, “Awasi dia baik–baik. Tidak peduli apa pun, tidak boleh

“Mengerti.” Jeff mengangguk.

mengutus orang untuk mengikutinya. Jangan

Lorenzo berpesan lagi.

saja.” Jeff berkata, “Ada aku di

keintiman mereka tadi, tatapan Lorenzo

Dewi terbangun. Namun, dia sungguh terlalu lelah. Dia hanya berbalik badan

kehangatan

sedang bermimpi dirinya menikah

diadakan di dalam hutan, ada banyak

bunga dan baju pengantin yang sangat cantik, dia berlari di alam terbuka. Lorenzo berdiri di atas gunung sambil mengulurkan tangan

dan hangat seperti di dalam

saat dia hampir sampai di tempat Lorenzo, tiba–tiba terdengar suara petir.

yang dia

tanah bergoyang hebat dan retak, memisahkan

C

melewati kamarnya

sangat tenang, sepertinya

tidak bertengkar. Lorenzo terpaksa pergi saat

pun turun ke bawah dan masuk ke mobil.

apa sungguh tidak perlu aku temani? Situasi di Negara Maple sangat bahaya,

berpesan,

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255