Bab 2312 Sampai Bertemu Lagi

Presiden sangat jelas bahwa saat ini, dia dan Lorenzo sedang berada dalam posisi yang sulit, kalau mereka terus berperang, tidak akan menguntungkan kedua belah pihak.

Tidak peduli seberapa tidak relanya Lorenzo, dia masih harus menahan amarahnya demi menjaga keseluruhan situasi yang ada….

Ini juga bisa dikatakan membayar seseorang dengan cara yang sama.

Sebelumnya Lorenzo memberi Presiden pukulan yang sangat besar, dan sekarang dia membayarnya kembali, jadi sekarang dapat dikatakan mereka sudah impas.

Selain itu, Presiden ingin berterima kasih pada Lorenzo karena telah melepaskan istrinya pada saat itu, jadi dia bisa memanfaatkan Joshua untuk membunuh istrinya…..

Sungguh bantuan yang sangat besar!

Melihat Dewi yang dilanda kesedihan, senyum di bibir Presiden semakin dalam. Selanjutnya, Lorenzo pasti akan sibuk menanganinya, dia tidak akan punya waktu untuk berurusan dengannya.

Presiden percaya bahwa selama dia bisa menstabilkan situasi yang ada sekarang, maka dia dapat menemukan cara untuk menangani Lorenzo nanti.

Bagaimanapun juga, setelah kejadian ini, Lorenzo telah mengalami kerugian besar.

Meskipun dia tidak bisa membunuhnya sekarang, dia masih memiliki kesempatan untuk melakukannya kelak.

“Tuan Presiden, Tuan L sudah datang.”

berbisik di telinga Presiden.

dia langsung keluar dari mobil begitu mobil

samping mayat Joshua,

sangat

memapah Dewi bangun, saat Dewi melihatnya, dia seolah–olah telah dihidupkan kembali, keputusasaan di matanya tiba–tiba digantikan oleh kebencian, dia mengambil pistol

Lauren adalah Nyonya Presiden, dan tampaknya dialah yang mengatur segalanya, tapi

sengaja memintanya datang untuk menjemput Joshua,

dirinya melihat Joshua ditembak mati dengan matanya sendiri

adalah konspirasi

Dewi, jangan!” Jasper

senjata mengarah ke kepala Dewi, termasuk senjata laser tersembunyi…..

ada beberapa penembak jitu dan senjata laser tersembunyi di tempat lain yang siap melindungi keselamatan Presiden setiap saat.

langsung

meraih moncong senjata Dewi dan berkata

amarahnya, dirinya hanya ingin membunuh Presiden, bahkan kalau harus mati bersama pun, dia juga tidak

kata demi kata, “Sekarang bukan

untuk lepaskan tanganmu….” Dewi meraung dengan penuh emosi, “Kalau tidak,

hanya

penuh dengan kebencian, sementara mata Lorenzo penuh

ternyata kembali bertemu pada situasi seperti ini.

sedih, “Dewi ada salah paham yang besar denganku.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255