Bab 2568
“Manusia, kamu bukan Tuan biasa. Tuan Biasa pasti tidak sekuat kamu. Siapa kamu?” Ibu bertanya keras-keras setelah berhenti.
Ia terkejut dengan kekuatan Lufian.
Ia tidak menyangka manusia kecil memiliki kekuatan yang begitu mendominasi.
Baru saja, ia tidak punya pilihan selain memotong tentakelnya.
Bagi Ibu yang memiliki puluhan tentakel, kehilangan satu tentakel tidak akan berpengaruh.
"Kamu ingin tahu siapa aku? Kamu belum memenuhi syarat," kata Lufian sambil mencibir dan dengan santai membuang tentakel di tangannya.
"Lelucon yang luar biasa! Saya telah melintasi alam semesta selama bertahun-tahun yang tak terhitung jumlahnya. Makhluk akan mundur setiap kali saya lewat dan saya sudah
melahap begitu banyak peradaban. Apa yang belum saya lihat? Kamu hanyalah manusia biasa, jadi beraninya kamu mengatakan hal seperti itu padaku!"
"Kenapa? Aku bisa mengayunkanmu dan bermain denganmu seperti mainan, bukankah itu cukup? Hahaha!" Lufian mulai tertawa lagi.

"Sungguh lancang! Aku lalai dan karena itulah kamu berhasil memanfaatkan kesempatan itu. Sekarang, aku akan memberitahumu bahwa siapa pun yang berani bersikap sombong di hadapanku tidak akan berakhir dengan baik!"
Ibu sangat marah.
Keturunannya praktis musnah, dan manusia ini bahkan memungutnya dan bermain-main dengannya.
Ia melambaikan selusin tentakel raksasanya dan menyerang Lufian. Itu tidak lagi memberi lawan kesempatan untuk merebutnya.
Tentu saja, ini adalah semua yang diinginkan Lufian.
Dia belum berusaha sekuat tenaga!
Dilihat dari pertarungan barusan, monster tentakel ini juga memiliki kekuatan sebagian dari Tuan Surgawi.
Namun, karena tubuhnya yang besar dan kekuatannya yang besar, ia sudah hampir menjadi Tuan Surgawi sejati.
Namun, kesenjangan tetaplah kesenjangan pada akhirnya.
Jika belum mencapai Alam Tuan Surgawi, itu hanya dianggap sebagai Tuan Surgawi sebagian.
Dengan selisih ini, Lufian memiliki keunggulan absolut. Dia bisa saja menyalahgunakannya atau bahkan membunuhnya di sini.
Ledakan!
Kedua belah pihak bertabrakan lagi.
Puluhan tentakel terus menerus membombardir Lufian.
Lufian tetap tenang menghadapi bahaya. Hanya dengan menggunakan tangannya, dia menahan serangan lawan dengan tertib.
Dari waktu ke waktu, dia akan mengambil tentakel dan merobeknya dengan paksa.
Ketika kedua sisi terpisah lagi, tentakel Ibu hanya tersisa setengahnya.
The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255