Selena terus mengoceh selama sepanjang hari di pemakaman, tetapi dia tidak punya waktu untuk bersedih terlalu lama. Dia pun lanjut melakukan penyelidikan terhadap foto yang dia dapatkan.

Sebagian besar wanita yang pernah berhubungan dengan ayahnya adalah orang-orang di perusahaan. Ketika akan mulai menyelidiki orang-orang di perusahaan, Selena menerima sebuah panggilan telepon.

Ternyata telepon dari Wilson, seorang anak dari pegunungan yang dulu pernah dibantu oleh ayahnya. Suaranya terdengat sedikit panik. “Nona Selena, aku baru saja kembali dari luar negeri dan mendengar berita bahwa Tuan Arya sakit parah, apakah dia baik-baik saja?” tanya Wilson.

“Terima kasih atas perhatianmu, ayahku sedang menjalankan perawatan di rumah sakit.”

“Ah, bagaimana mungkin Tuhan memberikan cobaan seperti ini pada orang yang baik seperti Tuan Arya? Dulu, jika bukan karena dia membantu kami dan membawa kami keluar dari pegunungan, mana mungkin kami bisa memiliki kehidupan seperti saat ini?”

Sebuah pikiran terlintas di benak Selena. Arya mulai membiayai anak-anak dari pegunungan yang miskin untuk bersekolah sejak beberapa tahun yang lalu. Seandainya Lanny diculik dan dijual ke pegunungan yang terpencil, mungkinkah ini sebabnya dia mengenal ayahnya?

“Kak Wilson, apakah kamu kenal dengan murid-murid yang dibiayai oleh ayahku?”

“Aku yang selalu membantu Tuan Arya menghubungi mereka, jadi aku mengenal hampir semua dari mereka, tapi mereka telah pergi ke luar negeri beberapa tahun terakhir, sehingga kami telah putus kontak. Jika Nona Selena membutuhkan bantuan, aku bersedia melakukan apa pun itu.”

Setelah merasakan ada secercah harapan, Selena pun segera menyampaikan, “Aku punya sebuah foto di sini, dapatkah kamu membantuku memeriksa apakah orang itu pernah dibiayai oleh ayahku?”

“Baik, Nona Selena.”

Wilson mengiriminya beberapa informasi setengah jam setelah Selena mengirimkan foto itu.

Foto gadis yang dikirim oleh Wilson itu memiliki mata yang cerah dan gigi yang putih, dia memang memiliki kemiripan dengan wajah gadis kecil yang ada di batu nisan, terutama sepasang matanya yang terlihat mirip dengan Harvey.

Nama gadis ini adalah Kezia Ferdiansyah, dia berasal dari pegunungan yang tandus. Arya mulai membiayai sekolahnya sejak dua belas tahun yang lalu. Dia tumbuh dengan prestasi yang sangat baik. Sewaktu SMA, ada sejumlah universitas top dari dalam dan luar negeri yang menawarkan beasiswa untuknya, tetapi dia memilih untuk tetap tinggal di dalam negeri untuk meneruskan studinya.

Mungkinkah dia adalah orang yang dicari Selena? Selena pun buru-buru mengajak Wilson untuk bertemu.

Di kafe.

tahun yang lalu ketika dia masih kecil. Sekarang Wilson sudah

Selena dengan hormat,

Kak Wilson, aku tidak mau berbasa-basi lagi. Apakah kamu dan Kezia masih

jarang berhubungan dengan teman-teman di dalam negeri lagi. Aku sudah tidak berhubungan dengan mereka selama

tahu bagaimana kabarnya

pada Keluarga Bernett dari teman-teman.

jadi ketika aku datang ke sini, aku menghubungi teman-temannya. Sayangnya, berita yang aku dapatkan adalah

bisa meninggal?”

terlalu jelas, kudengar

saat berusia hampir enam tahun, dia seharusnya masih ingat

sekolah Lanny, mengapa Lanny tidak meminta bantuan? Ketika telah datang ke kota ini, mengapa Lanny

apa hubungan kematian Lanny dengan

ayahku memperlakukannya dengan baik?” tanya

dia masih sangat kecil. Dia kuliah di kota ini sendirian, Tuan Arya selalu merawatnya dengan baik. Konon karena kepribadiannya

bertanya, “Mengapa Nona Selena begitu

penyebab kematiannya, agar dia tidak

puluh miliar rupiah setelah menceraikan Harvey, kemudian meninggalkan dunia ini setelah menyelesaikan urusan-urusan

pemikiran lagi, yaitu memperbaiki

yang akan menyelidiki masalah ini. Dia pasti

Wilson mengeluarkan kartu nama dari dompetnya dan berkata, “Nona Selena, ini adalah temanku, detektif swasta yang sangat terkenal. Jika kamu ingin mengetahui

“Terima kasih, Kak Wilson.”

bisa mendapatkan ketenangan setelah meninggal. Dalam waktu dekat, aku akan menetap di dalam negeri,

jalan,”

mengirimkan informasi tentang Kezia kepada si detektif, semangatnya

sakit, Dokter Filbert yang menangani ayahnya,

yang memiliki firasat buruk pun berkata dengan cemas, “Dokter Filbert, bagaimana kondisi ayahku? Kapan dia bisa sadarkan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255