Olga sama sekali tidak tahan minum minuman beralkohol.

Jika bukan karena Selena yang menghentikannya, Olga pasti sudah terlibat masalah dengan orang dan membuat keributan besar di ruang VIP itu. Lagi pula, Selena tidak pernah melihat Olga merangkul pria sambil berkata bahwa dirinya sedang kesepian.

Saat melihat bahwa Olga sudah mabuk berat, Selena terpaksa membawanya kembali ke apartemen yang baru disewanya itu.

Beberapa waktu yang lalu, salah seorang temannya memperkenalkan apartemen milik kerabatnya kepada Selena. Selena berpikir bahwa dengan cara ini, dia dapat menghemat biaya agen. Dengan temannya sebagai penjamin dirinya, proses menyewa apartemen itu menjadi jauh lebih mudah.

Pemilik apartemen itu sedang berada di luar negeri dan tidak akan kembali dalam waktu dekat, sehingga surat kontrak sewanya belum ditandatangani. Setelah mengobrol lewat pesan singkat selama beberapa waktu, Selena berhasil membuat pemilik apartemen itu setuju, sehingga Selena pun bisa mulai membersihkan tempat itu dan mempersiapkan kepindahannya.

Tanpa adanya kontrak resmi mengenai penyewaan apartemen itu, Harvey tidak akan dapat menemukan Selena untuk sementara waktu.

Meskipun apartemen itu tidak terlalu besar dan tidak sebagus rumah Keluarga Bennet, juga tidak sebagus rumah pernikahannya dengan Harvey, tetapi suasana apartemen itu terasa sangat hangat. Selena sangat menyukai tempat itu, dia sengaja memelihara ikan tropis kesukaan ayahnya di sana.

Begitu membuka jendela, dia bisa melihat pemandangan laut dari tempat dia berdiri. Dahulu, dia mengira bahwa Harvey telah menyiapkan rumah untuknya di Perumahan Kenali, tetapi pada akhirnya malah Agatha yang tinggal di sana.

Awalnya, dia memang cukup lama merasa kesal dan sedih. Namun, sekarang di sudah mengerti. Meskipun apartemen ini tidak semahal rumah itu, tetapi dia juga berhasil tinggal di tempat yang indah dengan pemandangan laut, bukan?

Teras apartemen itu memang tidak terlalu besar. Selena meletakkan karpet tebal di atas lantai teras. Awalnya, Selena pernah berpikir, setelah kondisi ayahnya stabil, dia akan menjemput ayahnya untuk tinggal di sini, sehingga ayahnya pun nantinya bisa menghabiskan waktu santai sambil berjemur untuk menikmati hari tua dengan tenang.

Namun, semua rencana itu harus dihadapkan pada tantangan yang berat. Dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan mengidap penyakit mematikan dan menghadapi situasi seperti saat ini.

Setelah meminum beberapa gelas anggur, tubuh Selena mulai merasa tidak nyaman. Dia pun meminum obat, lalu kembali ke kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya yang agak sempit, hanya seukuran tempat tidur anak-anak.

Meskipun setiap malam dia harus meringkuk saat tidur, tetapi anehnya, hanya dengan posisi ini dia bisa tidur dengan sangat cepat.

Karena pengaruh alkohol, dia pun tertidur nyenyak malam ini. Ketika terbangun, ternyata hari sudah agak siang.

Olga yang terbangun lebih dahulu sebelum Selena bangun, segera menyiapkan sarapan. Tidak seorang pun dari mereka yang mengungkit soal kejadian di malam sebelumnya, seakan-akan mereka sudah saling mengetahui isi pikiran masing-masing.

terlalu malu untuk membicarakan kejadian itu, sehingga mereka pun sama-sama berusaha menyembunyikannya

yang kurang jelas, “Sarapan untukmu sudah siap. Aku hampir terlambat, jadi

sibuk beberapa hari ini, jadi

kepenatanku. Hari ini aku sudah siap untuk bekerja keras

aku tahu.” Selena mengantarkan Olga ke pintu dan

Kesedihan di hari ini akan terbayar dengan kebahagiaan di

menggoda, “Kamu masih saja berusaha untuk menghiburku. Kamu sendiri gagal untuk mempertahankan pria sebaik itu. Entah nantinya di mana lagi kamu bisa

matahari

yang kurus itu, lalu memeluknya dari belakang sambil berkata, “Beberapa hari ke depan, aku punya banyak kesibukan. Setelah itu, aku akan mengajakmu untuk bersenang-senang. Jagalah

“Oke.”

Selena membersihkan kamarnya, lalu menyalakan

tadi malam. Sepertinya tujuannya untuk membicarakan masalah perceraian, tetapi sayangnya, Selena tidak akan ada

terjawab dari

segera tersambung. Terdengar suara Maisha yang penuh dengan kekhawatiran, ”Selena, kenapa kamu tidak menjawab telepon Ibu? Ibu sangat mengkhawatirkanmu. Berapa banyak

mendengar suara ombak yang menabrak terumbu karang di laut,

ini, dia selalu merasa sangat tidak rela dengan kepergian ibunya yang

Maisha telah menjadi ibu tiri Agatha, Selena bahkan semakin tidak dapat menerima kenyataan itu. Kenapa dia malah

sedih dirinya, semua itu telah terjadi. Selena menyadari bahwa dirinya tidak bisa

khawatir. Harvey sudah memberiku

dan menebus kesalahan Ibu terhadapmu selama ini,” kata

walau sudah pulang dari luar negeri. Ini semua salahku. Aku telah bertindak gegabah karena sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi.Aku telah lupa bahwa Ibu sudah menikah lagi, sehingga aku sampai memohon bantuan kepada

“Selena, Ibu … ”

kita kembali seperti dulu saja. Aku akan menjaga Ayah. Yang perlu Ibu lakukan hanyalah menganggap kalau aku

dipermalukan di depan Agatha, tetapi Selena sangat kecewa atas perlakuan Maisha terhadap dirinya,

wanita itu malah tinggal bersama

pilihan Maisha. Walaupun tidak bisa menyalahkan ibunya, Selena tetap tidak dapat benar-benar menerima

pesan kepada Harvey yang isinya mengatakan bahwa dia

dia dan Harvey tidak

bisa saling mereka ucapkan. Mereka bahkan tidak bisa

ke rumah sakit. Saat melihat bahwa Selena datang

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255