Selena sengaja merias wajahnya untuk membuat dirinya terlihat lebih segar.

Saat melihat hujan deras terus turun di luar, Selena segera membungkus dirinya dengan pakaian yang tebal.

Setelah menjalani kemoterapi, fungsi tubuhnya telah menurun. Kondisi fisiknya begitu lemas bagaikan boneka kain. Daya tahan tubuhnya pun kini jauh lebih buruk daripada orang biasa.

Setiap dua hari, dia harus memeriksakan darah rutin untuk mengetahui rasio sel darah merah dan putih. Jika hasilnya lebih rendah daripada nilai tertentu, maka perlu dilakukan intervensi dengan obat-obatan.

Jika tidak, dengan sistem kekebalan tubuh serendah itu, demam biasa pun akan mengancam nyawanya. Selena tidak berani mengabaikan hal itu, sehingga dia lebih mengutamakan pakaian yang dapat menjaga kehangatan tubuhnya daripada penampilan.

Dia meraba rambut di bagian belakang kepalanya yang jauh lebih tipis daripada bagian kepalanya yang lain. Dengan berhati-hati, dia mengenakan sebuah topi wol hitam.

Lewis tentu saja menentang rencananya untuk keluar rumah. “Selena, tubuhmu saat ini belum siap untuk keluar rumah. Pada pemeriksaan darah rutin yang dilakukan kemarin, hasilnya sangat buruk. Aku ini dokter yang merawatmu, jadi aku harus bertanggung jawab atas keselamatan hidupmu.”

Dengan mata yang memerah, Selena menatap Lewis sambil memohon, ” Kak Lewis, tidak ada orang yang mau bertemu dengan seorang mantan suami dalam keadaan yang menyedihkan. Aku hanya ingin memanfaatkan saat ini, mumpung kondisiku belum terlihat terlalu parah. Aku ingin keluar dari kehidupannya dengan cara yang terhormat.”

Saat teringat dengan bantal yang disembunyi Selena dari dirinya, Lewis pun menghela napas dan berkata, “Pastikan tubuhmu tetap hangat.”

“Aku hanya akan pergi mengurus perceraianku, tidak akan lama.”

“Biar kuantar,” ungkap Lewis.

Kali ini Selena tidak menolak bantuan dari Lewis. Dia hanya ingin bercerai dari Harvey secepatnya.

Di dalam mobil, Selena memeriksa pesan-pesan yang ada di ponselnya. Pesan pertama datang dari Olga yang mengatakan bahwa mantan kekasihnya telah kembali dari luar negeri dan berusaha untuk mengajaknya berbaikan kembali. Pria itu membuat keributan di tempat Olga bekerja, sehingga Olga harus mengambil cuti panjang untuk menghindari pria itu. Pantas saja Olga sudah menghilang selama beberapa hari ini.

Di luar dugaannya, Harvey telah mengiriminya banyak pesan. Banyak di antaranya berisi ancaman. Jika Selena lagi-lagi tidak membalas pesan darinya, nyawa Arya akan terancam.

bahwa Harvey berbuat demikian hanya karena ingin segera bercerai dengan dirinya,

sangat profesional

menghabiskan sepertiga waktunya dalam sebulan bersama Kezia. Rekaman CCTV juga telah berulang kali

uang kepada Kezia dan

hal ini, Selena agak merasa tidak tenang. Perhatian dan bantuan finansial yang diberikan ayahnya ini

pantas untuk menjadi putrinya.

pergi selama bertahun-tahun dan Ayah tidak menikah lagi. Sebenarnya wajar saja jika ayahnya memiliki kebutuhan seperti itu. Namun, selama ini Selena tidak pernah menanyakan soal

Arya tidak memilih gadis belia seperti Kezia untuk memuaskan kebutuhannya itu. Saat ini, citra Arya sebagai seorang ayah sudah mulai hancur

mati dan Arya masih belum sadarkan diri. Untuk sementara ini,

Andai kata Kezia adalah kekasih ayahnya, ayahnya pasti sangat menyayangi dan memperhatikan Kezia dan tidak akan pernah menyakitinya, apalagi Kezia berusia jauh lebih muda

lalu mengapa Harvey begitu mati-matian ingin

hari, Pak Landon telah menemukan begitu banyak informasi, ini membuktikan bahwa si detektif ini memang orang yang andal. Selena pun kembali memberikan sejumlah uang muka,

ponselnya sejenak, Selena mulai merasa pusing. Pikirannya dipenuhi dengan

adalah orang yang baik dan bijaksana. Namun, sekarang dia pun

menjadi tergenang air. Namun, Selena tahu bahwa di dalam cuaca yang dingin ini, tersembunyi sebuah kegelapan yang

jalan. Lewis pun keluar dari mobil terlebih dahulu dan membukakan pintu

masih sangat lemah. Di mata Lewis, sosok Selena terlibat seperti boneka

basah dan licin, jangan

jangan tegang. Aku

mati sebelum mengungkap

berusaha untuk memapahnya. Saat berbalik badan, dia

memapah Selena. Sorot mata yang dingin itu membuat

membenci Selena, bukan berarti orang lain berhak

menerima bantuan Lewis. Tatapan Harvey yang menyeramkan itu membuat Selena buru-buru berkata, ” Kak Lewis, bukankah Kakak harus melakukan operasi sebentar lagi? Aku akan naik taksi untuk pulang setelah proses

operasinya adalah nanti sore. Aku tidak tenang

panik, kina berubah menjadi dingin. “Kita ini tidak punya hubungan apa-apa. Kak Lewis juga bukan keluargaku. Jika Kak Lewis begitu perhatian padaku, apa tidak takut menjadi

aku tidak akan melakukan semua ini,”

ada perasaan yang tersisa, tetapi kami ini belum resmi bercerai. Aku tidak ingin menjadi bahan gunjingan orang lain. Kumohon, jangan lagi pedulikan aku.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255