Bab 125

Meskipun selama bertahun–tahun ini Maisha telah memperlakukannya setulus hati, tetap saja Agatha tidak pernah sekali pun menganggapnya sebagai seorang ibu.

Calvin dan Erna menikah karena perjodohan, setelah menikah dia sangat dingin terhadap Erna. Ernah selalu murung dan pada akhirnya meninggal saat Agatha masih kecil.

Begitu meninggal, dia memberi Calvin kesempatan untuk menikah lagi, maka dari itu Agatha menyalahkan Maisha atas ini semua.

Oleh karena itu, Maisha sering kali disiksa secara terang–terangan maupun secara diam–diam, bahkan dia juga merencakan sesuatu agar Maisha keguguran dan tidak bisa melahirkan lagi.

Di depan, dia dan Maisha tampak baik–baik saja, hanya dirinya saja yang tahu betapa bencinya dia pada Maisha, apalagi dia adalah ibunya Selena.

Bahkan Agatha juga melampiaskan amarahnya pada Selena ke Maisha.

Kalau dulu dia tidak akan peduli dengan Maisha, tetapi hari ini dia bahkan meletakkan tangannya di tangan Maisha dan membiarkannya memimpin.

Mereka berdua tampak seperi ibu dan anak yang harmonis di hadapan orang–orang.

Maisha merasa sedikit senang di dalam hatinya, setelah beberapa tahun ini Agatha menyalahkan dirinya atas kematian ibunya, tetapi Maisha juga seorang ibu dan sepenuhnya memahami

perasaan Agatha.

kasih sayang ibu yang hilang dari Selena pada Agatha, tidak peduli bagaimana Agatha memperlakukannya,

menerima dirinya,

berdua, Agatha melihat waktu sudah tiba dan mulai berkata, “Ibu, mana Adik Selena? Padahal dia sudah di

dan menyapa kita.”

keras kepala, dia

ekspresi dingin Selena, jadi dia tidak ingin

dengan

menasihatinya. Padahal Ibu selalu memikirkannya

1/2

bisa berdamai, maka Maisha tidak perlu merasa kesulitan berada di

tapi enggak tahu

kita temui

memimpin sekelompok wanita paruh baya yang

internet dan

mata, para penonton

kebahagiaan

para idola berusaha keras untuk menikah dengannya, seperti wanita kaya yang muncul, dia

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255