Bab 164

Selena membelalakkan matanya.

Dalam beberapa hari ini, dia berulang kali membayangkan tindakan yang akan

Harvey lakukan saat menangkapnya.

Hanya saja, tidak seperti sekarang.

+15 BONUS

Harvey seperti seorang musafir yang haus akan sumber air di tengah gurun, dengan susah payah dia menemukan mata air yang jernih. Dia mencium Selena dengan

perlahan, seolah takut kehilangannya.

Jantung Selena berdegup kencang.

Selena melihat bulu mata pria yang panjang itu bergetar di bawah sinar matahari menutupi warna matanya, sehingga mustahil bagi Selena untuk mengetahui apa yang sedang dipikirkan pria itu saat ini.

Kehangatan yang sudah lama tidak pernah ada, muncul dalam diri Harvey.

Saat Selena sedang melamun, Harvey tiba–tiba menggigit bibirnya hingga timbul

rasa sakit.

Harvey berkata dengan dingin, “Kamu sedang memikirkannya lagi?”

Hati dan pikiran Selena sudah dipenuhi dengan Harvey, mana ada tenaga

memikirkan orang lain.

wajah tegas, “Nggak ada, sudah berapa kali kubilang

Harvey mendengkus dingin.

Selena adalah seorang istri yang tidak setia, dia tidak percaya dengan apa pun yang Selena

emosinya pun makin membuncah. Ujung jarinya menyentuh wajah Selena, kemudian berkata dengan

pernah menyentuhmu?”

tidak menyangka Harvey akan bilang begini Dia

nada yang lebih

pisau yang

hati Selena jauh

fisiknya,

seperti anak yang terkena

jari–jarinya ke jari–jari

sepatah kata pun. Dia

emosi agar dirinya tidak marah

Selena juga sebagai bentuk kemarahannya. Harvey

yang membalut dada Harvey,

buruk teringat

bertindak gila

dan berkata dengan lembut,” Jangan

sialan ini!

sumsum tulangnya, kemudian bergegas menggelengkan kepalanya dan berkata,

seperti

kabut air naik

ini air

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255