Bab 184

George menyanggupi permintaan Selena tanpa ragu.

Jarren dan Yesa berbincang lama dengan Selena, “Kak Selena, setelah kamu pergi, Kak George juga pergi dari pulau ke Kota Arama. Kalau butuh bantuannya, kamu bisa menghubunginya secara pribadi.”

“Apa kalian mengetahui latar belakang George?” Selena merasa George sangat misterius, seorang pria yang punya banyak kaki tangan. Sampai sekarang, dia tidak tahu seperti apa wajah George.”

Darren pasti memiliki keterbatasan dalam mencari informasi, berbeda dengan George. Mungkin dia memiliki jalur khusus untuk mencari lebih banyak informasi.

Identitas George juga cukup misterius, bahkan dalang di balik layar tidak

mengetahui keberadaannya.

“Kak George datang ke pulau kami beberapa tahun yang lalu dalam keadaan sekarat,

nyawanya nyaris melayang. Nenek telah menyelamatkannya dan sepertinya dia.

nggak punya keluarga. Dia tinggal di pulau kami dan menurutku Kak George pasti. orang yang sangat hebat, dia sangat ahli dalam menembak.”

Berbicara soal ini, Jarren menggaruk kepalanya sambil malu–malu, “Kak, waktu itu aku nyaris menembakmu karena terlalu gugup, tetapi mantan suamimu cukup

memperlakukanmu dengan baik. Dia seperti spontan ingin melindungimu.”

Anak muda tidak segan untuk mencintai dan membenci seseorang, tetapi mereka juga tidak akan ragu memuji seseorang.

Selena tidak terlalu ingin membicarakan topik ini, dia mengusap kepalanya dan

berkata, “Kamu sudah masuk lewat jalur khusus. Kamu harus belajar dengan baik.

agar sukses di masa depan dan membuat nenek bangga.”

“Aku mengerti, Kak.”

pameran lukisan

yang

bekerja, Selena membawa kedua anak itu ke

pertama kalinya Yesa bisa sedekat

seni.

O–15 BONUS

dan tidak tahu harus melihat

bahunya sambil berkata, Yesa itu kutu buku,

ini? Hanya

ringan, “Kamu ‘kan nggak suka melukis, tentu saja nggak bisa

perasaan yang sensitif

adanya mereka, Selena sementara melupakan kebencian dan kembali ke hari–hari bebas saat tinggal di pulau.

Yesa berdiri di depan sebuah lukisan untuk

“Apa yang kamu lihat

yang berkedip di langit, “Kakak, lihatlah

ke arah lukisan, dan terpaku di

di pegunungan, sinar

terberai

lapisan cahaya emas.

sayapnya yang lebar, tupai duduk di

asap dapur dari rumah kayu di

tebing curam

ini seolah–olah meliputi segala pemandangan

indahnya

siapa yang melukis ini? Orang yang melukis gambar

memiliki pandangan yang luas

mengatupkan bibir merahnya, “Ini adalah

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255