Bab 262

Padahal tidak saling bertatap muka, tetapi Selena merasa kalau suasana di antara mereka terasa aneh dan menakutkan.

Suara Harvey terdengar sangat kesal. “Jadi ini yang mau kamu katakan?”

Hal ini sudah terlampau jauh, sudah terlambat baul Selena kalau mau mengakui apa yang sebenarnya ingin dia katakan. Selena meyakinkan hatinya dan berkata, “Iya, bagaimanapun juga kita pernah saling kenal jadi aku pikir aku perlu mengucapkan selamat padamu secara langsung.”

Harvey menggertakkan giginya. “Makasih atas doanya.”

Begitu selesai bicara, Selena mendengar kalau teleponnya diputus, sementara dia sendiri hanya bisa menghela napas putus asa.

Padahal sudah jelas dia sendiri yang ingin tunangan, tetapi mengapa terlihat seolah–olah Selena lah yang memaksanya bertunangan? Dia merasa seperti tidak rela.

Selena tidak mungkin memberitahu Harvey. Jika tidak, pesta pertunangannya bisa kacau balau. Jangankan Agatha, bahkan Maisha sendiri juga pasti akan kesal setengah mati padanya.

Secara kebetulan, sebuah telepon dari Isaac membunyikan ponselnya. Selena merasa seperti ada seorang juru selamat yang menolongnya.

“Isaac.”

“Selamat pagi, Kak Selena.”

“Bisa nggak kamu menjemputku?” tanya Selena hati–hati.

“Bisa, dong! Aku sudah di jalan ke arah sana, satu menit lagi aku akan sampai di kompleks rumahmu.”

turun sekarang.”

memastikan kalau tidak ada bahaya di luar. Setelah itu. barulah dia buru–buru

ada banyak orang yang berlalu–lalang di depan lift pintu masuk kompleks. Tidak mungkin akan ada orang yang begitu berani

saat melihat

8.7.6…

menggenggam ponselnya erat–erat. Ada pesan masuk dari Isaac yang mengatakan

lucu, serta memintanya untuk santai saja karena hari masih

merasa sedikit tenang saat melihat emoji yang lucu itu. Dia

kepalanya, dia menyadari kalau lift tidak berhenti di lantai

gelisah. Apakah ada

langsung mengirim pesan suara kepada Isaac. “Isaac, aku ada di dalamn lift dan kayaknya liftnya rusak. Aku curiga ada yang mengutak–atik

diucapkan, pintu lift terbuka.

orang yang berdiri di depan lift, ekspresi wajah Selena langsung berubah. Dia langsung buru–buru menekan tombol tutup pintu

oleh Selena. Suara wanita itu terdengar gemetar dan jelas

mematikan mobilnya dan turun dari mobil. Sebuah

suara seorang laki–laki.

Selena, sudah kubilang kalau kamu nggak

itu, terdengar suara Selena meminta tolong. “Tolong! Cepat

Isaac mencoba menelepon nomor Selena, ponselnya sudah tidak bisa

“Kak Selena!”

tempat kejadian seperti orang gila dan melihat lift

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255