Bab 371

Agatha menjawab. “Aku segera manggil perawat, tapi karena sarapan yang kumakan pagi ini bikin perutku sakit, aku pergi ke toilet dulu. Aku langsung ke sini setelah dari toilet. Ibu nggak apa–apa, ‘kan?”

Calvin menatapnya dengan serius, tetapi akhirnya menggelengkan kepala. “Kondisinya sangat kritis.”

“Ayah nggak usah khawatir, penyakit Bibi Maisha pasti bakal sembuh. Dua hari terakhir ini, aku mikirin banyak hal. Aku nggak suka sama bibi karena mengira dia cuma pura–pura, tapi sekarang aku baru tahu bahwa Bibi Maisha beneran menyayangiku. Aku sungguh bersalah atas sikapku padanya dulu. Setelah bibi sembuh, aku pasti nggak bakal marah lagi padanya.”

Mendengar perkataannya, Calvin memeluk Agatha. “Ibumu pasti nggak apa–apa, kita sekeluarga pasti

bisa lewati cobaan ini.”

“Ya.”

Kejadian itu berlangsung di depan mata Selena, hatinya menjadi kalut.

Semua perbuatan Agatha padanya dan dendam kesumat di antara mereka. Dari lubuk hatinya yang terdalam, Selena tak sanggup melihat ekspresi bahagia Agatha.

Ketika mengalihkan pandangan, Selena melihat Agatha meremas bajunya erat.

Pada saat seperti ini, biasanya dia akan memeluk balik ayahnya guna menenangkannya, tetapi Selena

justru melihat ekspresi rumit pada wajah Agatha.

Gugup, menyesal, takut?

beberapa saat Maisha keluar, tetapi kali ini dia tak sadarkan

dan bertanya, “Gimana

diselamatkan, dia sudah kehilangan kesadaran. Sekarang perlu dibawa ke ICU untuk pemeriksaan. Dengan kondisi saat ini, Anda cuma punya satu pilihan,

Calvin dan memberi penjelasan terakhir. “Istri Anda

akhir bulan ini.”

terlihat sangat terpukul. “Bagaimana… bagaimana

membuat penyakitnya memburuk dan mempersingkat harapan hidup pasien. Tuan Calvin, jika tidak bisa menemukan donor sumsum,

diri.”

terpukul. Agatha selalu menemani ayahnya. Selena yang merasa malu dengan

akhirnya pergi diam–diam.

kamu bantu selidiki siapa aja orang

mengantarkan Anda pulang dulu. Anda juga sudah

tidak bisa masuk ke ICU, jadi dia hanya bisa

masalah ini disebabkan oleh orang di belakang

adalah dirinya, lantas mengapa

Selena menghela napas panjang, memikirkan Maisha dalam kondisi sekarat membuatnya sangat

melihat Harvey

memegang spatula, menoleh ke arah Selena.

Selena, Harvey mematikan kompor dan menghampirinya, lalu memeluk Selena.” Aku sudah dengar, jangan sedih. Hari

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255