Bab 451
Lian berdiri di belakang Selena dan melihatnya ragu–ragu untuk waktu yang lama. Wajahnya
menunjukkan ekspresi bingung saat dia bertanya, “Nona Selena, apakah pakaian ini terlihat kurang
bagus?”
“Tidak, itu bagus, hanya saja agak menyedihkan.”
Lian tidak tahu pasang surut hubungannya dengan Harvey dan tidak bisa memahami arti kata menyedihkan yang dimaksud.
“Kamu pilihkan saja.” Selena memalingkan tatapannya. Dia sudah terbiasa mengenakan pakaian murah, jadi ketika harus memilih pakaian begini justru hanya akan membingungkannya.
Lian berdiri di depan lemari pakaian, sambil memilih pakaian dia bergumam, “Nona Selena memiliki tubuh yang bagus, cantik dan kulit putih. Orang seperti kamu dengan tubuh ideal bahkan pakai karung goni sekalipun akan terlihat bagus.”
Dia mengeluarkan gaun putih dengan desain yang sederhana, potongan yang pas, dan memancarkan aura elegan di setiap detailnya.
“Ini saja. Menurutku ini cocok dengan Nona Selena.”
Selena mengganti pakaiannya dengan gaun putih. Lian tersenyum dan berkata, “Lihat, sangat cocok, lho. Nona Selena terlihat bagai putri konglomerat yang dibesarkan dengan baik. Aura yang kamu punya tidak dimiliki oleh orang lain.”
“Putri konglomerat?” Dia mengulurkan telapak tangan kirinya, tampak sejumlah kapalan tua pada kulitnya yang putih bersih.
nutus
kehilangan anaknya, Harvey sengaja memutus semua
menyiksanya.
di rumah sakit dan butuh biaya perawatan yang
hari.
waktu. Statusnya berubah dari seorang mahasiswa kedokteran berbakat yang diperhatikan sang pembimbing menjadi
dengan mengetahui penderitaan manusia. Tangan putih dan lembutnya yang pernah menari di atas piano dihiasi luka lecet dan goresan kecil di sana–sini selama beberapa
bekerja dan tangannya terkena radang dingin, kemudian menjadi merah
berhenti dari pekerjaan sampingan itu. Tangannya mulai pulih, tetapi masih terlihat
Selena dengan heran. “Nona Selena, sebelum keluarga Bennett bangkrut, kamu juga nona muda yang
pahit seraya menjawab, “Sudah pernah, bahkan lebih dari satu
penuh simpati, dia memotong pertanyaan Lian yang berikutnya,” Kamu saja yang sisir rambutku, tanganku nggak bisa
“Baik.”
pembicaraan. “Selena, kamu harus lebih terbuka. Meskipun
melihatnya,” terangnya.
membahas topik tentang Harvey, Lian pun
rambutnya.
lebih cantik kalau
rambutnya tumbuh
seluruh orang juga terlihat
Lian memilih sepasang anting mutiara yang
Read Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat - Bab 451
Read Bab 451 with many climactic and unique details. The series Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat one of the top-selling novels by Jus Alpukat . Chapter content chapter Bab 451 - The heroine seems to fall into the abyss of despair, heartache, empty-handed, But unexpectedly this happened a big event. So what was that event? Read Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat Bab 451 for more details