Bab 490

Tanpa sadar, Selena langsung masuk ke dalam sebuah ruangan begitu saja. Dia ingat betul bahwa ruangan ini biasanya digunakan oleh keluarga Bennett untuk menjamu.

tamu mereka.

Sekarang, ruangan itu telah diubah menjadi satu ruangan besar, di mana separuh dindingnya berwarna merah muda dan separuh lainnya berwarna biru langit. Kedua. warna itu memiliki nuansa yang sangat lembut.

Lantainya dilapisi dengan karpet yang lembut, sementara langit–langitnya dihiasi dengan lukisan awan.

Lalu, ketika pintu ditutup, lampu di dalam ruangan tiba–tiba padam.

Ketika mendongakkan kepala, terlihat banyak bintang–bintang yang bercahaya dan berkilauan dengan lembut. Bahkan, terkadang ada beberapa bintang jatuh yang

melintas.

Beberapa lampu dalam ruangan kemudian menyala, disertai dengan nada–nada

indah dari sebuah kotak musik yang samar–samar mengalun di telinganya.

Berbagai mainan, seperti ayunan bayi, kuda kayu, dan mainan–mainan lainnya

terpajang di ruangan itu.

Ada juga beragam pakaian bayi yang tersusun rapi, mulai dari ukuran bayi baru

lahir hingga berumur satu tahun.

Di sebelahnya, ada area khusus untuk tempat bermain anak–anak yang disertai

tinggi, seluncuran, dan juga

hal yang berhubungan dengan bayi

sempurna dibandingkan dengan

orang tua di dunia ini yang akan menolak

itu dengan jari–jarinya. Entah

dipikirkannya, tiba–tiba matanya berkaca–kaca.

dari belakang, telapak

+15 BONUS

perut kecilnya.

mau jadi ayah yang baik.

kita sebaik mungkin.”

ayunan bayi. Kemudian, dia berkata dengan suara yang tercekat,

soal semua yang terjadi

aku sudah bikin kesalahan yang nggak bisa dimaafkan, tapi aku ingin

dengan nanar, air matanya mengalir deras, “Jadi,

menyembunyikan aku dan anakmu di

selain status sebagai Nyonya Irwin, aku bisa memberikan segalanya

membayar utangku pada

nggak bermaksud buat

bayi ini sudah lahir, kita semua bakal tinggal

juga sudah menyuruh orang buat memperbaiki halaman belakang,

bisa nanem apa pun yang

nggak bisa, dan aku juga nggak mau kita balik kayak dulu lagi. Kenapa kamu pikir, setelah semua yang kamu lakukan, aku bisa langsung memaafkanmu? Apa menurutmu aku se–remeh

mau aku kembali? Maaf, mending kamu pergi aja

menunjuk pada tangan kanannya yang terluka, “Kamu lihat, ‘kan, tangan ini? Kamu yang

selamanya? Hmph, mimpi!”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255