Bab 528

Tak lama kemudian, seluruh tim medis bergegas datang. “Nyonya, kami akan segera melakukan tindakan darurat. Jadi, mohon keluar dulu.”

Lian buru–buru membawa Selena yang masih terpaku untuk keluar. Melihat wajah Selena yang pucat pasi, Lian pun ikut cemas. “Nyonya, jangan khawatir. Tuan akan baik–baik saja. Fokus sama bayi di kandungan Anda saja.”

Perasaan Selena begitu campur aduk. Di satu sisi, dia memikirkan anak–anaknya, di sisi lain dia juga mengkhawatirkan Arya.

Semalam, dokter memperingatkannya agar tidak terlalu emosional. Hanya saja, dia tidak bisa merasal tenang saat ini.

Selena memandang ruangan itu dengan harap–harap cemas. Setelah beberapa saat, dokter keluar sambil menyeka keringat.

Selena buru–buru bertanya, “Gimana keadaannya?”

“Nyonya, jangan khawatir. Tuan berhasil diselamatkan.”

Seorang perawat mengembalikan liontin giok tadi ke Selena. “Nyonya, sebenarnya Tuan Arya bisa bertahan sampai sekarang karena masih punya satu keinginan. Nyonya harus bikin Tuan mempertahankan keinginan itu. Sekarang ini dia seperti busur panah yang ditarik kencang, kalau dilepas, tali busur itu akan putus dengan sendirinya.”

“Aku mengerti, aku akan lebih berhati–hati ke depannya.”

Setelah semua orang pergi, Selena memandang pria paruh baya yang terlihat makin kurus di atas ranjang itu. Hatinya gelisah,,

Di satu sisi, dia merasa sangat egois. Namun, di sisi lain, Selena juga tak mau melepaskan Arya.

“Ayah, jangan pergi dulu, bayinya bentar lagi lahir. Kalau Ayah pergi, nanti mereka nggak punya kakek.

“Semalam perutku sakit sekali, Untungnya itu cuma kontraksi palsu. Mereka baik–baik saja, kok. Aku akan sedih sekali kalau Ayah pergl.”

Selena berbicara dengan Arya agak lama. Setelah itu, dia memastikan detak jantung ayahnya itu stabil sebelum akhirnya meninggalkan ruangan.

“Ayah, maaf kalau aku masih ingin mempertahankanmu.”

kemarau pun berakhir. Dalam sekejap,

ke arah pohon gayam

15 BONUS

yang telah terjadi padanya

di telinganya, “Anginnya kencang, Anda nggak mau

menggeleng pelan. “Nggak, aku mau duduk

ramalan cuaca,

“Hm.”

kuris malas. Kehamilannya hampir memasuki usia

kembar, dia jadi

“Ahh…”

tampak begitu jelas, sesekali terlihat satu

“Tuan Muda nendang–nendang lagi?”

perempuan. Dia lebih lincah, kerjaannya mengganggu

Nyonya sangat

dari keluarga kaya, ayah nggak pernah menuntut apa–apa

sesukaku. Sebenarnya masa kecilku cukup

juga suka memanjat pohon untuk memetik bunga tabebuya, atau diam–diam

itu, dia seperti anak monyet yang nakal. Namun, Arya

Selena memiliki masa kecil yang lebih bahagia dibanding kebanyakan

Arya sangat sayang ya sama Nyonya,

mulut. Faktanya,

ini, sebab takut

perut buncitnya. “Aku mau sup

aku akan minta koki buat bikinin

kecilnya. Dulu, saat dia kecil, Arya sering mengajaknya memetik

ta

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255