Bab 587

Kamar tidur yang luas hanya diterangi oleh satu lampu dinding, Selena mengenakan piyama tipis, tidak

mengenakan sepatu, dan bergelung di sudut ruangan.

Wajahnya penuh dengan rasa takut, Harvey sangat khawatir dan segera berlari cepat ke depan Selena.

“Seli, apa yang terjadi padamu?”

Seperti menemukan jerami penyelamat terakhir, Selena langsung masuk ke dalam pelukan Harvey.

Harvey melihat jejak air mata yang basah di wajahnya, jantungnya terasa sakit.

“Jangan menangis, aku sudah kembali.”

Harvey masih basah kuyup tapi Selena tidak keberatan sedikit pun. Dia meraih lengan Harvey dengan kedua tangannya, “Beritahu aku, bagaimana anak kita mati?”

“Kenapa membahas anak lagi?” Harvey meraih tangan dan mengusap air mata di wajahnya.

“Aku seperti melihat seseorang melompat dari tempat yang tinggi.”

Harvey menghiburnya sambil memukul punggungnya, “Pada malam itu petir menyambar, hujan deras turun, kondisi jalan sangat buruk, mobil keluar jalur dari jalan pegunungan dan akhirnya jatuh ke laut. apakah adegan ini yang muncul?”

Selena Bennett menggelengkan kepalanya, sambil berbisik sendiri, “Aku tidak tahu, aku tidak tahu apa- apa, aku hanya merasa sakit hati, setiap kali aku memikirkan masa lalu, kepala juga sakit, sakitnya

hampir meledak.”

“Kalau begitu jangan pikirkan itu lagi, semua sudah berlalu, aku tidak ingin menyebutkan ini

punya aku, jangan pikirkan lagi

dalam pelukannya, dia menahan tangisnya yang tercekat

helaan napas.

bisa menahan diri untuk mengomel, “Meskipun ada pemanas di rumah, kamu tidak boleh lupa pakai sepatu, sangat mudah jadi

aku tidak melihatmu saat bangun lalu di luar sedang terjadi petir hebat. Aku

itu aku merasa sangat

tidak akan pergi begitu saja ingi

dirinya sendiri, dia membungkuk dan memetuknya dengan hati–hati, “Kalau kamu tidak menemukanku, langsung hubungi aku atau Chandra Harahap. Jangan takut merepotkan, kita adalah suami istri, kamu bisa

selimut yang hangat, Harvey menuangkan segelas air hangat untuknya, “Kamu menangis begitu lama, pasti

air matanya sudah berhenti matanya masih terlihat

seekor kelinci kecil.

larut, apa terjadi

sendiri agar merasa

serpihan kayu di atas mantel hitamnya, mungkin terkena

tangan Selena Bennett, “Masih pagi, tidur lagi sebentar, aku

“Hm.”

bersandar di pelukannya,

Harvey, setelah dua hari bersama, dari awal keraguan hingga perlahan terbiasa.

benar–benar mencintaimu, tatapan mata

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255