Bab 874

Meskipun Olga masih mengenakan sepatu hak tinggi, dia dengan cepat berlari menuju Selena dan langsung memeluknya.

“Selena, kamu membuatku sangat khawatir, aku benaran berpikir kalau kamu …

“Maaf, saat itu situasinya mendesak.”

Olga memeluknya sembari berucap, “Kok kamu jadi kurus begini? Kamu nggak makan, cuma tersisa tulang begini.”

Selena mencubit pipi wanita itu, “Nggak usah membicarakan aku. Lihatlah kamu jadi gendut begini, kamu sibuk kerja?”

Terlintas ekspresi yang tidak alami di mata Olga, “Tentu saja, aku ini termasuk pekerja yang berdedikasi, kamu nggak nyangka, ‘kan?”

“Sudah pernah kubilang kamu ini memang terhebat.”

Keduanya berpelukan lama, baru Olga melihat ke arah sik kecil yang ada di sampingnya.

Tidak perlu diperkenalkan oleh Selena, si kecil memiliki rupa yang sama persis dengan Harvey.

“Bibi Olga,” ucap Luna dengan patuh.

Olga yang melihatnya pun meleleh, “Sayang, anak patuh. Biarkan Bibi menggendongmu.”

Luna mengulurkan tangan kecilnya, lalu memeluk leher Olga, dia dengan manis menempelkan kepalanya di bahu Olga.

Olga memeluk si kecil dengan air mata yang makin deras menetes.

Selena melihat Olga menangis tanpa henti, dia makin merasa ada yang tidak beres dengan Olga.

“Olga, kamu nggak apa–apa?”

mengusap air mata di wajahnya. “Nggak apa–apa,

Lihatlah, perasaanku terlalu nano–nano, kenapa air mata ini

luar dingin, kita masuk

kecil cantik kita

sangat menyukai anak–anak, sepanjang jalan dia terus memeluk Luna tanpa

juga sibuk melepaskan syal dan topi kecil

1/2

*15 BOW

musim dingin begini rasanya dingin, nggak? Lihatlah hidung kecilmu jadi merah karena dingin, kamu terlihat begitu menggemaskan. Mau makan

dekorasi, “Sudah bertahun–tahun nggak kemari,

mati

sini dekat dengan salju lebat, bahkan masih terlihat beberapa mahasiswa yang lewat dari sudut jalan.

dipenuhi dengan senyuman muda dan ceria, bagaikan putih yang

apa yang terjadi selanjutnya? Terus gimana

cerita Selena yang panjang lebar, terutama saat dia mendengar bahwa Selena hampir meninggal karena sakit. Dia meraih

mata memerah.

sudah banyak menderita.”

tipis, “Tenang, aku sudah melewati ini, juga sudah menemukan putriku, aku sudah merasa sangat bahagia. Kalau kamu gimana? Gimana kehidupanmu

tahun ini?”

kepribadianku, aku berani mencintai dan membenci. Aku nggak pernah merugikan diriku sendiri, naik pangkat dan mendapatkan kenaikan gaji, lalu

ini membuat tidak ada yang bisa menebak apa yang

bilang setelah bertahun–tahun be

masih terpikat

bahwa sudah begitu lama dia meninggalkan hubungan sebelumnya.

berotot perut delapan kotak, bukankah begitu lebih bagus? Buat apa masih memikirkan dia? Aku ini pemenang dalam hidup. Yang namanya wanita tetap harus mengejar karier,

tidak terlihat,

2/2

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255