Bab 220 

Orang seperti Widopo, berada di antara jalan lurus dan sesat, emosinya tidak stabil. 

Dia dapat mencekiknya dan menginginkan nyawanya, detik berikutnya juga dapat memberinya obat langka senilai beberapa ratus miliar yang dibelinya di pelelangan. 

Orang gila sepertinya, lebih baik tidak didekati, jika benar ingin dia hidup di bawah jangkauan matanya, bukankah berarti menginginkan nyawa kecilnya? 

Samara memberi reaksi dengan tertawa kering. 

 

Mereka berdua berjalan sampai di depan meja pajangan. 

Penjual bertanya dan tahu mereka mencari hadiah untuk orang tua, maka dia mengeluarkan sederetan model perhiasaan yang cocok untuk orang tua. 

Penjual sepertinya dapat menaksir latar belakang Widopo, perhiasaan yang dikeluarkan juga model yang harganya diatas 5 miliar. 

Samara tidak mempunyai pengetahuan mendalam terhadap perhiasan, dia hanya bisa memberikan sedikit saran yang polos, sebaliknya Widopo sangat paham dengan segala macam perhiasan, dia telah menolak banyak model yang disuguhkan. 

Dalam hati Samara berpikir, Widopo ini begitu mengenal barang, mengapa masih harus mencari dia yang tidak tahu apa apa untuk memberi saran? 

Apakah dia….benar benar ingin membeli perhiasan atau ada maksud lain? 

Sedang asyik memilih, tiba tiba ponsel Widopo berbunyi, seperti tidak ingin didengar percakapannya dia menerima telepon tersebut di luar toko. 

di dalam toko, dia teringat tidak lama lagi ada.. ulang

ari 

sebagai ibu mereka…..tidak mengenal

bagaimana kalau pakai uang dan emas, dia masih

Seperti…… 

satu buah batangan emas

waktu mata Samara hampir dibutakan oleh kilauan perhiasan emas,

Bab 220 

5 mutiara 

“Rupanya kamu!” 

dia melihat seorang wanita yang pernah dijumpai

langsung dan terus terang berkata: “Maaf, kamu salah mengenal

saya tidak mungkin salah mengenalmu! Kamu

 

ingin terbelit dengan Ellen, tetapi tidak berdaya dengan wanita ini,

tidak berhutang apapun terhadapnya, berdasarkan apa dia

dingin dan berkata, “Coba jelaskan saya memakai taktik

Samara menggunakan taktik jahat, tetapi waktu di tantang untuk mengatakan taktik jahat apa yang digunakan, dia malah

“Kamu….. 

Widopo, kenapa tidak kamu gunakan.” Pandangan mata Samara terkesan dingin membeku, wajah kecilnya

putri kesayangan

dia memanggil Widopo sebagai kakak, tetapi kedua pihak keluarga secara diam diam

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255