Bab 41 

Suara nafas Asta dari tenang berubah menjadi kasar dan berat, dia menarik kembali lengannya, berbalik badan dan meninggalkan tempat itu. 

Samara menatap bayangan tubuh pria yang meninggalkan tempat itu, dia merasa bingung. 

Barusan tinjunya ingin menghancurkan wajahnya, mengapa tiba tiba tanpa berkata apapun meninggalkan tempat itu? 

Sampai pecah kepalanya juga tidak terpikir olehnya alasan mengapa Tuan itu marah kepadanya? 

Selesai dari toilet, Samara kembali ke tempat duduknya, dia baru menyadari di meja cuma ada Peter seorang, anaknya tidak berada di tempat. 

“Dimana Javier?” 

“Dia bilang dia kebelet, mau pergi ke toilet.” 

“Saya tidak melihatnya tadi.” 

Peter takut Samara khawatir, dia berinisiatif dan berkata: “Kalau begitu saya ke toilet pria untuk mencarinya? Lagipula dia masih kecil.” 

toilet, tetapi pergi ke tempat lain dan takut kamu khawatir, sehingga baru mengatakan akan ke toilet. Jangan kamu melihat dia baru berumur 5 tahun, di dalam hati bocah ini banyak

ini, tanpa dapat dicegah Samara menyeringai, di dalam hatinya merasa Sangat

lalu, lautan api yang tak terbatas adalah mimpi buruknya, maka Xavier dan Javier adalah cahaya pemberian Tuhan

itu dia tidak akan mempunyai kekuatan untuk melarikan diri dengan memanjal jendela.

pelan dia nitanya: “Saya sangat penasaran, saya berempati terhadapmu, apa yang

yang kamu alami.” Samara menutup mulutnya, matanya

dan dibawa oleh orang yang paling dicintai sampai ke tempat yang paling tinggi, lalu didorong dengan kejam ke jurang tanpa batas, itu saja.”

masalah, mendengar langsung pengakuan Samara adalah masalah

menatap Samara dari samping, dan merasakan wanita ini waktu berbicara pembawaannya serasa kesepian, mungkin apa yang pernah dia alami lebih sakit beberapa

Di luar restoran. 

duduk di dekat jendela, dia melihat seorang

dapat mendengar apa yang dibicarakan mereka, tetapi Asta dapat merasakan di depan pria itu Samara dapat melepaskan semua pertahanannya, memperlihatkan penampilan dia yang paling rapuh di hadapan pria

Siapakah pria itu? 

Samara menampilkan ekspresi seperti itu?

juga perlahan-lahan menjadi tegang, aura yang ditampilkan seluruh tubuhnya juga

dan sempurna mengambil sebatang rokok dari dalam kotaknya, disampingnya tiba tiba terdengar suara anak kecil yang nyaring

saya sangat

pandangannya yang mendalam pelan pelan jatuh pada tubuh bocah di

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255