Bab 42 

“Paman, Kamu belum menikah kan?” 

RETULUI 

“Kamu tidak menjawab, saya akan menganggap kamu mengiyakannya.” Bocah itu menampilkan pandangan mata yang bersemangat, dan mengangkat wajah bulatnya dengan pelan: “Ibu saya juga belum menikah, kalian berdua sangat serasi.” 

Bocah ini baru berusia empat lima tahun, sebaya dengan Oliver dan Olivia, tetapi nada bicaranya malah membawa kedewasaan yang tidak cocok dengan usianya. 

Asta memadamkan api rokoknya, lalu bertanya: “Apakah perkataan ini diajarkan oleh Ibumu?” 

“Saya mengelabuinya secara diam diam dan datang mencari Anda.** 

“Mengelabui dia?” 

“Dia tidak setuju kamu menjadi ayah tiri saya, selalu memintaku untuk menyerah.” 

Berbicara sampai disini, Javier dengan sedih menggeleng-gelengkan kepalanya, memang tidak gampang bertindak sebagai anak yang senantiasa mengkhawatirkan Ibu. 

“Dia?” Asta mendengus, matanya menampilkan sikap menghina. 

“Paman, saya sudah menyelidiki Anda, Anda memang sangat hebat, Anda adalah pemimpin keluarga Costan, tetapi Ibu saya juga tidak kalah, dia adalah gabungan wanita yang menarik dan berbakat. Jika kamu tidak suka dengan Ibu saya, orang yang ingin mengejarnya banyak sampai mengantri, saya akan memilih yang lain untuknya. 

Bocah itu berkata dengan serius, Asta malah bersandar, dengan telapak tangannya yang besar memegang puncak kepala Javier. 

“Kalau begitu biarlah Ibumu memilih orang lain saja.” 

Javier tidak menyangka Asta benar benar menolak, dia tersedak karena tidak percaya. 

“Kamu…..” 

yang disukai.” Asta mengejapkan mata tajamnya, dengan bibir tipisnya

tinju kecilnya dikepalerat

kamu tidak suka Ibu saya, kamu akan

telapak tangannya, tidak menanggapi

pelan terangkat keatas menampilkan

Asta sama sekali tidak suka anak kecil, apalagi anak

laki ini telah mengatakan hal yang paling dibencinya, mengapa sama sekali

demikian saja.

di belakangnya menahan emosi sampai pipi tembemnya makin mengembang, dengan mata besar dan

suka Ibu saya, suka sama wanita lain,

menangis di depan saya, saya tidak akan

“Ughh! Rasakan akibatnya!” 

HUE 

selesai membayar mereka keluar dari restoran,

sedang emosi. 

siapa yang mengganggumu?”

Bocah itu menatap Samara, lalu tertawa dengan manis: “Paman itu berkata sesumbar di depan saya, tetapi dia pasti akan menyesal.”

Paman yang

saya juga barusan kenal,

“Ohli, begitu ya…” 

area parkir untuk menjemput

pengemudi, setelah

saat ini, tiga orang pria juga berjalan keluar dari

tidak memperhatikan mobil itu, sedangkan

Peter yang duduk

sama sekali tidak memperhatikan di barisan belakang mobil masih

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255