Bab 157 

Samantha melihat Samara, dan teringat pada ucapan Emma. 

Asta sosok yang selalu arogan dan tidak pernah berhubungan dengan wanita, malah mengejar–ngejar dan mencium seorang wanita jelek seperti ini. 

Bahkan saudara kembarnya, Samara, sudah mati terbakar dalam kobaran api lima tahun lalu, mayatnya pun tidak bersisa. 

Nama ‘Samara‘ ini…. 

Bahkan tidak lenyap setelah lima tahun kemudian, benar–benar membuat orang jijik sampai mati. 

“Paman Michael, ada orang luar yang menerobos masuk kenapa kamu tidak menghalanginya?” Samantha menoleh kearah Michael. 

“Tuan Muda Asta sudah pernah berpesan, Nona Samara boleh keluar masuk Kediaman Costan sesuka hatinya.” Michael melihat Samara datang untuk melindungi dua anak itu tentu dia juga berusaha untuk membantu Samara. 

Wajah Samantha berubah drastis. 

Raut wajah Borris juga tidak lebih baik : “Apa sebenarnya yang dipikirkan oleh Asta!” 

“Tuan Borris, sebelumnya saya sudah memberitahumu, cucumu lah yang menjeratku, bukan saya yang menjerat dia.” Samara mengangkat alisnya. “Kamu harus tahu urutannya.” 

“Kamu––––” 

Samara mengeluarkan selembar cek dari tasnya dan melemparkannya ke hadapan Samantha 

padaku dengan mulutmu yang mengira uang bisa membeli segalanya, kesabaranku terhadapmu tidak pernah

tidak menyangka Samara berani mengatainya, dan wajahnya

ingin banyak bicara dengan

paling dia khawatirkan saat ini

menggendong Oliver lalu menoleh pada Olivia yang

tapi

masih dipegang ditangannya diayunkan dengan kuat ke

tidak mengelak, dan menerima

tidak bisa menahan air matanya, “Kakek buyut, kenapa kamu memukulinya!‘

tersadar, dan berbalik menatap Borris dan Samantha dengan mata memerah

Keluarga Costan sudah

Olivia pergi meninggalkan Kediaman Costan tanpa berbalik

mengendarai Bentley milik Keluarga Costan karena membawa dua

dingin terpancar dari tubuh Samara, membuat tidak

di rumah

dan saat pintu terbuka dia melihat

Javier mengerutkan bibirnya,

dengan Olivia.” Samara memperkenalkan mereka pada

Dia memanggilmu ibu?” Oliver yang mendengarnya terkejut, dan merasa

tidak berpikir panjang dan mengangguk : “Saya punya dua orang putra, dia

itu membuat hati Oliver hancur

menganggap Samara sebagai pujaan hatinya, dan akan menikahinya setelah dewasa nanti, tapi dia tidak menyangka Samara

Mengesalkan! 

Oliver tidak terlalu

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255