Bab 127 

Di seberang telepon. 

“Saya tentu bersedia.” Sudut bibir Jonas terangkat, dan berbicara dengan sangat tulus, “Kamu adalah penyelamat kakekku, bisa mengundangmu menjadi pendampingku juga merupakan kehormatan untukku.” 

Samara ragu–ragu. 

Sebenarnya tidak masalah baginya untuk menghadiri pesta ulang tahun Tuan Firman, namun hadir sebagai pendampingnya Jonas akan membuat orang gampang salah paham. 

“Tuan Muda Jonas, sebenarnya untuk menghadiri acara ulang tahun kakekmu, juga tidak harus membawa pendamping wanita kan....” 

“Membawamu untuk menjadi tamengku....bagaimana dengan alasan ini?” Jonas melanjutkan perkataannya, “Pada hari ulang tahunnya, kakek mengundang banyak sekali teman dan kenalannya, kalau mereka melihatku hanya seorang diri, pasti akan berusaha keras untuk memperkenalkan putri atau cucu mereka kepadaku, saya merasa pusing kalau harus menolak semua itu.” 

Perasaan pusing itu, benar–benar tidak pernah dirasakan oleh Samara. 

“Apa....separah itu?” 

“Nanti pada saatnya kamu lihat saja sendiri.” Nada bicara Jonas terdengar pasrah, “Satu per satu nona muda itu seperti barang yang dicetak massal dengan cetakan yang sama, dan akan menggunakan segala macam cara untuk mendekatiku. Adanya perbedaan peringkat membuatku benar–benar merasa pusing.” 

Memikirkan adegan itu.... 

Samara merasa hal itu memang cukup memusingkan, dan bersedia membantu Jonas. 

“Baiklah, saya setuju.” 

“Oke, janji ya.” 

Peter, dan membahas tentang jadwal acara ulang tahun

hari perayaan ulang tahun

*Ting long...” 

suara bel berbunyi, Javier membuka pintu dan menemukan seorang paman paruh

yang

Samara, Nona Samara Wijaya? Apa dia ada?”

pulang, saat ini sedang tidur.” Javier berdiri didepan pintu, “Dia sangat

baya itu menyerahkan sebuah kotak yang

Samara akan mengenakan gaun ini untuk menghadiri acara perayaan

saya akan menerimanya

“Baik.” 

memeluk kotak besar itu dengan

sangat berat, kemasan luarnya saja sudah terlihat jauh lebih mewah dibandingkan dengan kotak

kecilnya, dan tangannya yang imut itu menyentuh–nyentuh permukaan kotak itu dan bergumam, “Bahkan gaun untuk perayaan pestanya saja sampai dikirim ke rumah.....mungkin hanya ibu yang tidak tanggap ini...yang tidak menyadari

membuka kotaknya, dan ingin melihat gaun seperti apa yang dikirimkan

untuk ibunya, tanpa seizin ibunya dia tidak boleh

ini memeluk kotak ini bagaikan memeluk sebuah kentang panas, dibuang salah, udak dibuang juga salah.

Samara untuk bangun dengan susah payah.

Tidurnya ini.... 

kepala yang pusing.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255