Bab 109 

Samara terkejut, dan bergegas mengelak 

“Apa yang kamu lakukan? Saya sudah seperti ini kamu masih ma

Perkatuannya belum selesai, Asta sudah menarik tubuhnya kedalam pelukannya : “Saya juga Telah...biarkan viya memelukinu sebentar...” 

Mungkin karena dintcrluka dan kehilangan terlalu banyak darah, atau mungkin pelukan Asta 

icinang membawa kebanyataan… 

Mata coklat Samara terpejam dan dia pun terlelap 

Dia bermimpi, bermimpi tentang malain itu, lima tahun lalu, dia berusaha keras menyelamatkan hidupnya dalam lautan api, dan sepasang anak kembarnya yang dibawa pergiolch Samantha 

Dihantui oleh mimpi buruk, Samara tanpa sadar memeluk pingsang, Asti dan bergumam: “Jangan..jangan bayiku….kerbalikan bayiku...” 

Dia tidak bisa melepaskan dirinya dari mimpi buruk itu, dia hanya merasakan hatinya yang Icrammal sakir. 

Asta menunduk dan melihat wanita mungil yang memeluk dirinya, lalu mengelus punggungnya dengan lembut 

“Jangan takut, ada saya disini.” 

Kediaman lama keluarga Costan, 

sedang memainkan kacang kenarinya, dan menatap cicitnya yang sedang memakan eskrim dengan sepasang

kakek dari

mengira kalau dia akan menimang cicit dari Alla terlebih dulu, namun tidak disangka malah Asta yang mendahului.

Oliver

Oliver, tidak berlchihan menyebutnya sebagai

makannya pelan–pelan....” Kakek berkata dengan wajah penuh kasih sayang, senyuman di wajahnya merekah lebar : “Setelah makan masih ada

buyut, kamu baik

“Tentu saja!” 

hampir luluh, dia memikirkan dalam

serta Olivia, clan bukan

sepasang cicitnya dan merasa lampir terbang ke mwan

sedang makan eskrim mendapatkan pesan

melindungikut — *emoticon menangis

Apa! 

Wanitanya terluka! 

sendoknya dan berkata dengan panik : “Kakek buyut, saya tidak mau makan skrinlagi..Aya ada masa penting dan ingin pulang sekarang...”

mchup jenggonya: “Oliver, acha insan heming apa? Bukankah kamu sudah berjanji akan berlatil piano selama satu bulan pembelimumab kukek buyur?”

Samara–ku

dengan penasaran : “Samara, ilu anjing peliharaan peliharaanmu? Saya

serius, tidak terlihat seperti seamng bercanda: “Du terluka, saya tentu harus menjenguknya! Kakek

yang mendengar perkataan itu merasakan Samana memiliki posisi yang penting dalam hati Oliver, jadi langsung mengantarkan Oliver pulang kembali

Tentu saja.... 

melihat orang seperti apa Samara

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255