Bab 4836
Hah!
Tubuh pengemudi mengejang saat mobil kehilangan kendali dan menabrak batu besar di pinggir jalan hingga menimbulkan ledakan dahsyat.
Para biksu di dalam bahkan tidak punya waktu untuk bereaksi. Mereka hanya bisa meratap kesakitan saat dilalap api.
Mobil-mobil di belakang secara naluriah menginjak rem. Boston Garcia dan yang lainnya mengedipkan mata saat melihat pemandangan itu.
Tidak ada yang mengira Harvey akan seagresif ini saat dikejar.
Sulit dipercaya baginya untuk berurusan dengan begitu banyak ahli dengan begitu saja.
Kemudian, Harvey menendang pintu mobilnya hingga terbuka sebelum turun.
"Kau cukup sombong, Nak!
Seorang biksu pendek dan gemuk melompat dari kursi penumpang dengan tatapan angkuh.
"Beraninya kamu menentang rakyat kami?! Aku akan..."

Astaga!
Harvey menginjak tanah tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Pecahan kaca beterbangan lurus ke depan. Ekspresi biksu itu langsung berubah saat dia tersandung ke belakang.
Meski begitu, dia terlalu lambat. Darah muncrat dari lehernya dalam sekejap.
Dia adalah salah satu Biksu Rakshasa dan juga murid Boston. Keterampilan bertarungnya sangat mengesankan, dan dia dianggap ahli.
Dia pikir dia bisa membuat nama untuk dirinya sendiri di kota tetapi bahkan tidak bisa membela diri melawan Harvey.
Dia dengan kesal menutup tenggorokannya saat dia jatuh ke tanah, lumpuh, perlahan menunggu nyawanya binasa.
“Beraninya kamu menghalangi jalanku padahal ini adalah kemampuanmu?
"Bunuh saja dirimu sendiri."
Harvey tampak acuh tak acuh sambil menyeka tangannya dengan tisu.
Seorang biksu kurus berjalan keluar dengan mata berbinar dan kepala terangkat tinggi.
Dari sudut pandang tertentu, itu sudah cukup untuk membuktikan kekuatannya ketika dia menonjol setelah Harvey membunuh seorang Biksu Rakshasa dengan mudah.
“Beraninya kamu membunuh juniorku seperti itu, Nak?! Harus kuakui, kamu cukup berani!” serunya sambil memicingkan mata ke arah Harvey.
“Tapi aku akan memberitahumu sesuatu! Aku berbeda dibandingkan dia!
"Jika aku mau, aku..."
Hah!
Bahkan sebelum biksu itu selesai berbicara, sebuah pecahan juga terbang tepat ke tenggorokannya.
Dia tidak bisa menangkis dirinya sendiri, dia juga tidak punya kesempatan untuk melawan.
The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255