Bab 72

“Huhh, dia bisanya hanya membual saja!” ujar Hana dengan cemberut.

Bos Kosasih tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya memandang Nara dengan cibiran.

“Apa yang aku katakan itu memang kenyataan!” Nara menjadi cemas: “Memang mama angkatku …”

“Lancang!” Axel menggebrak meja dengan marah: “Nara, kau benar – benar keterlaluan. Apakah kau masih mempunyai rasa terima kasih di hatimu!”

Alina semakin meraung: “Reva, kau menipu putriku sampai seperti ini, kau … kau benar- benar tak tahu diri!”

“Bos Kosasih, anda jangan marah. Adikku itu tertipu oleh pecundang itu!” Hana meminta maaf berulang kali.

Nara marah dan ingin menjelaskan, tetapi Reva dengan lembut menarik ujung bajunya.

Empat orang di rumah itu benar-benar ditipu mentah – mentah oleh bos Kosasih. Dijelaskan juga tak ada gunanya.

Selain itu, Reva juga tidak peduli siapa yang mendapatkan kredit atas masalah ini. Dia tak peduli dengan sikap Axel dan Alina terhadapnya. Menurut Reva selama Nara bersikap baik padanya itu sudah lebih dari cukup.

Nara masih merasa kesal tetapi dia juga tahu bahwa tidak ada gunanya untuk terus berdebat.

Axel sambil tertawa berkata: “Boss Kosasih, anda jangan marah. Anak ini terlalu jujur dan mudah ditipu. Aku akan menyuruhnya meminta maaf kepadamu!”

Bos Kosasih berkata perlahan: “Karena Kakak Axel dan Alina sudah berkata begitu maka demi kalian aku akan memaafkannya.”

“Aduhh, bos Kosasih ini benar-benar murah hati sekali!” ujar Alina sangat gembira: “Nara, cepatlah kau minta maaf kepada bos Kosasih!”

Nara menggertakkan giginya dan tidak berbicara. Bos Kosasih terkekeh: “Tidak apa apa tak perlu minta maaf. Bagaimanapun juga direktur Shu ini masih belia, jangan mempersulit dirinya.”

Bab 72

bisanya hanya membual

tidak mengatakan apa-apa. Dia

katakan itu memang kenyataan!” Nara menjadi cemas: “Memang

dengan marah: “Nara, kau benar-benar keterlaluan. Apakah kau

seperti ini, kau … kau

jangan marah. Adikku itu tertipu oleh pecundang itu!” Hana

marah dan ingin menjelaskan, tetapi Reva dengan lembut

mentah – mentah

siapa yang mendapatkan kredit atas masalah ini. Dia tak peduli dengan

merasa kesal tetapi dia juga tahu bahwa tidak ada gunanya untuk

 

ini terlalu jujur dan

Axel dan Alina sudah berkata

benar-benar murah hati sekali!” ujar Alina sangat gembira: “Nara, cepatlah kau

giginya dan tidak berbicara. Bos Kosasih terkekeh: “Tidak apa apa tak perlu

saja direktur Shu, mari kita minum segelas anggur dan

Alasan ini masih bisa

meminumnya, tetapi bos Kosasih tersenyum: “Direktur Shu, kalau kau minum seperti ini artinya kau tidak menunjukkan

bagaimana aku

kita bertemu tetapi aku merasa

lebih baik

ini keluar semua orang tercengang. Permintaan ini memang

barusan berbual kepada semua orang. Tetapi sekarang dia begitu lancang meminta istrinya untuk minum bersama dengan

kerah bos Kosasih dan

Tadi ketika dia melihat Axel dan Alina memaki Reva, Reva tidak berani membalas dan mengatakan

menjadi semakin berani memaksa

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255