Tidak lama setelah Reva pergi bekerja, dia menerima kabar bahwa dia telah dipindahkan ke departemen pengobatan Tiongkok. Dia tampak sedikit bingung, apakah dekan selalu melakukan sesuatu dengan begitu cepat? Namun Reva tidak peduli. Ketrampilan medisnya saat ini juga didasarkan pada pengobatan tradisional Tiongkok jadi dia merasa memang lebih cocok untuk pergi ke departemen pengobatan tradisional Tiongkok. Reva baru saja selesai memindahkan barang – barangnya ke dalam kantor dan duduk. Tak lama kemudian, Axel, Alina dan Hana masuk ke kantornya sambil tersenyum. Sambil tersenyum Axel bertanya, “Reva-ku, bagaimana rasanya pindah ke kantor baru?” Hana melihat ke sekeliling dan mengangguk dengan puas lalu berkata, “Masih perlukah di katakan? Tentu saja sangat bagus!” “Kantor ini sangat luas dan terang. Tampaknya nyaman juga.” “Benarkan, Reva?” Reva tampak sedikit mengernyit, “Apakah kalian baik – baik saja?” Alina melambai dan berkata, “Ya, kami hanya datang dan berjalan – jalan saja.” “Kau juga sudah bekerja disini untuk beberapa waktu dan kami belum pernah datang ke rumah sakit untuk menemuimu.” “Aihh, itu juga karena kita terlalu sibuk.” “Ini karena hari ini ada waktu luang jadi kami datang ke sini untuk mencari seorang teman lama. Kami sudah berusaha sekuat tenaga memintanya untuk memindahkanmu ke sini menjadi direktur departemen.” “Tetapi, Reva, kau juga tidak perlu berterima kasih kepada kami.” “Kita ini masih keluarga sendiri. Jadi ini memang sudah seharusnya kami lakukan!” Reva langsung tercengang, apa hubungannya semua ini dengan mereka? Lalu dengan sungguh – sungguh Axel berkata, “Reva, bagaimanapun juga kau telah menganggap kami sebagai papa dan mama-mu, kan?” “Kami sama sekali tidak mengharapkan balas budimu. Kami hanya ingin kau bekerja dengan baik dan tidak menyia – nyiakan usaha kami saja!” Reva langsung cemberut dan bertanya – tanya usaha apa? Batin Reva. Beberapa tahun yang lalu, saat dia bekerja sebagai petugas pembersih, mereka berdua langsung memutar jalan saat melihatnya karena takut terlibat dengannya. Dan sekarang mereka semua datang ke sini untuk menanyakan kabarnya dan berbicara kepadanya bukankah semua ini demi 3 milyar itu? Reva malas mempedulikan mereka. Lalu dengan santai, dia hanya membalas ucapan mereka dengan beberapa kata. Setelah mengobrol sebentar, ketika keduanya merasa waktunya sudah cukup tepat akhirnya Alina langsung berkata, “Reva, apakah kau masih memegang kartu bank yang diberikan oleh keluarga Yu sebagai uang kompensasi itu?” Reva: “Ooh, ada, kenapa?” Alina langsung tampak gembira dan berkata, “Begini, kami telah mendiskusikannya dengan Nara hari ini.” “Rumah kita ini sudah terlalu kecil dan kalian berdua juga tidak punya ruang pribadi.” “Jadi, kami berpikir untuk menggunakan tabungan keluarga kami dan bermaksud untuk mengganti rumah kita dengan yang baru.” “Tetapi dari segi uangnya masih kurang sedikit lagi.” “Jadi aku pikir bagaimana kalau kau juga membantu sedikit biayanya sehingga kita bisa mendapatkan rumah yang lebih baik?” Reva: “Masih kurang berapa?” Alina: “Tabungan keluarga kami hanya ada sekitar 500.000 dolar tetapi untuk rumah yang bagus di kota Carson, kami juga sulit mengatakan harganya.” “Bagaimana jika kau memberikan kartu ini kepada kami dan kami akan pergi membelinya sendiri?” “Setelah membeli rumahnya, aku akan membatalkan kartu ini kepadamu. Bagaimana?” Reva tidak berbicara. Hana menatap Reva terus – terusan. Dia melihat Reva tidak berbicara sehingga dia langsung mencibir, “Aiih, kakak ipar, masa kau tidak percaya kepada papa dan mama?” “Hanya memintamu mengeluarkan kartu itu saja, kau langsung tak berani berbicara lagi?” “Kenapa? Apakah kau pikir kedua orangtuaku begitu tamak dan menginginkan sedikit uangmu itu?” Reva menggelengkan kepalanya dan berkata, “Pastinya aku sangat percaya kepada papa dan mama!” Alina langsung tersenyum dan berkata, “Kau memang anak yang baik!” “Tenanglah, papa dan mama tidak menginginkan seluruh uangmu itu.” “Nah, sekarang kau berikan aku kartunya dulu nanti berapa banyak uang yang dihabiskan akan kulaporkan kepadamu, bagaimana?” Lalu dengan tak berdaya Reva berkata, “Tetapi masalahnya, kalian berdua sudah terlambat.” “Uang di kartu ini sudah tidak ada…” “Apa?!” seru Axel dan Alina bersamaan. Hana tampak sangat marah dan berkata, “Tiga milyar dolar!” “Bagaimana bisa tidak ada?” “Meskipun kau menghambur – hamburkannya dalam semalam juga tidak mungkin akan langsung lenyap dan habis 3 milyar itu!” “Apa… apakah kau sudah mentranfer uang itu ke tempat lain dan sengaja berbohong kepada kami?” “Aku beritahu yah, uang kompensasi yang ada di dalam kartu itu bukan hanya milikmu saja tetapi juga ada bagian kami!” “Kau telah menghilangkan uang kami, aku… aku tidak akan memaafkanmu!”

 

 

 

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255