Bab 511 

Aku mana bisa bangun sepagi itu?” 

“Kalau tidak, undur saja waktunya. Pengantinnya di jemput jam 8.30 saja.” 

Dengan tak berdaya mama Carlos berkata, “Jam 8 kita sudah harus jalan. Waktunya sudah kita hitung dengan baik.” 

“Reynald, anggap saja kau sedang membantu Carlos yah, oke?” 

 

Pemuda itu tampak sedikit cemberut tetapi akhirnya dia juga melambaikan tangannya, “Ya sudah, sudah. Paling – paling aku kurang tidur sedikit saja.” 

“Aku datang jam 7.30 saja. Boleh, kan?” 

Mama Carlos masih tampak tidak puas tetapi pada akhirnya dia juga tidak berani mengatakan apa – apa lagi. 

“Ya sudali, itu saja dulu. Aku pergi dulu yah karena masih ada hal lain yang perlu aku selesaikan.” Ujar si pria itu sambil melambaikan tangannya untuk pergi. 

Dan pada saat ini tiba – tiba seseorang di sebelahnya berkata, “Reynald, kau jangan buru – buru pergi dulu.” 

“Tadi pagi aku melihat paman Fauzi. Dia bilang sebentar lagi mau datang.” 

Mendengar ucapannya itu, mata si pria itu langsung berbinar, “Paman 

Fauzi mau datang?” 

“Aduhh, kalau begitu apapun yang terjadi aku harus menunggu paman Fauzi datang untuk mengobrol sebentar dengannya.” 

“Ayo sini, sini, pindahkan kursinya. Aku akan duduk disini sebentar.” 

Dengan cepat Carlos memindahkan kursinya. 

Si pria itu duduk di halaman rumah dengan arogan. Papa Carlos menyajikan teh untuknya sementara mama Carlos memberikan dia sebungkus rokok. 

meliriknya sekilas lalu mencebikkan bibirnya sebentar sambil berkata, “Tante

sebuah acara yang megah, mengapa kau sangat

seharga 10 dolar seperti ini pun

keluarkanlah rokok Treasurer

bingung. “Apa... Treasurer... Black apa?”

pria itu menatapnya dan

Carlos tampak terkejut, “Rokok... rokok seperti itu kan

tahu kondisi keluarga kami. Bagaimana mungkin kami mampu membeli rokok

sabar,

tahu yah, jadi orang itu yang paling penting adalah

terjadi sekali dalam seumur hidup. Kalau sampai diketahui oleh

datang lalu kau

sekali tidak mementingkan gengsi kalian. Pantas saja masa depan kalian

melakukan hal – hal

bisa berdiri disampingnya sambil tersenyum, sama sekali tidak

keningnya saat mendengar ucapannya ini. Dia juga kenal dengan

Carlos. Mama Carlos

Reynald sangat miskin sehingga mereka sering dibantu

sering bermain di sekitar sekolah kejuruan dan sering datang mencari Carlos untuk meminjam

meminjamkan uang kepadanya tanpa ragu – ragu. Dia memperlakukan Reynald benar–benar seperti adiknya sendiri.

beberapa tahun tidak bertemu ternyata keadaannya sudah menjadi seperti

bersikap sangat tidak sopan terhadap kedua orang tua Carlos dengan memerintah sana sini membuat orang yang

kebetulan Carlos melihat Reva dan wajahnya tampak

kau sudah datang!”

masuk dan duduklah

Reva dan mereka semua sangat terkejut.

lama tidak

ini sudah tinggi

mari,

dengan tersenyum. “Paman dan tante, sudah lama tak bertemu.”

Aku tidak tahu kalian sudah pindah kesini dan belum sempat

orang itu sedang asyik mengobrol lalu si Reynald menghampir dan menatap

“Oooh ternyata Reva.” 

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255